
Putin di Ujung Tanduk: Kalah di Ukraina, Kini Didesak Mundur

Jakarta, CNBC Indonesia - Rezim Presiden Rusia Vladimir Putin sepertinya di ujung tanduk. Bukan hanya karena berita kalahnya pasukan Rusia di sejumlah wilayah Ukraina yang awalnya dikuasai tapi juga karena muncul desakan mundur dari pejabat lokal.
Hal ini setidaknya dimuat CNN International dan CNBC dikutip Rabu (14/9/2022). Pejabat lokal Rusia kini ramai-ramai memintanya lengser bahkan membuat petisi khusus.
Dalam update terbarunya, diketahui 50 pejabat distrik, telah menandatangani petisi yang menuntut pengunduran diri Putin. Ini lebih banyak dari Senin lalu, 29 orang.
"Kami, para deputi kota Rusia, percaya bahwa tindakan Presiden Vladimir Putin merugikan masa depan Rusia dan warganya," bunyi petisi yang diposting oleh seorang wakil lokal Distrik Semenovsky di St. Petersburg, Ksenia Thorstrom.
"Kami menuntut pengunduran diri Vladimir Putin dari jabatan Presiden Federasi Rusia ... Jika Anda wakil kota dan ingin bergabung, silakan," tambahnya.
Petisi ini bukan tanpa sebab. Sebagian menilai gaya pemerintahan Putin sudah usang.
Ini juga terjadi pasca penangkapan seorang pejabat pengkritik Putin di Smolninskoye. Ia yang menentang perang justru menghadapi tuduhan "mendiskreditkan" tentara Rusia.
"Sekarang kami memiliki tanda tangan terverifikasi. Geografi mereka telah berkembang secara signifikan," kata Thorstrom lagi.
"Rekan-rekan saya dan saya ingin mendukung para deputi dari Smolninsky, yang baru-baru ini ditahan polisi dan akan segera diadili," tegasnya.
Perlu diketahui, deputi kota adalah pejabat lokal dengan pengaruh politik yang terbatas. Petisi tersebut merupakan yang pertama dibuat secara terbuka sejak dimulainya perang dengan Ukraina.
Sementara itu, Ukraina mengumumkan telah merebut 6.000 kilometer persegi wilayah yang diduduki Rusia, di wilayah Timur dan Selatan Negeri itu. Sebanyak 300 desa juga sudah dikuasai Ukraina di kota penting Kharkiv.
"Dari awal September hingga sekarang, tentara kami sudah membebaskan 6.000 kilometer persegi wilayah di Ukraina, di Timur dan Selatan. Pergerakan pasukan kami akan terus berjalan," tegas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"Sebanyak 150.000 orang yang tinggal di 3.800 kilometer persegi Sudan kembali ke pemimpinan Ukraina," tambah Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar.
Rusia sendiri telah bungkam tentang mundurnya pasukan Rusia dari seluruh wilayah Kharkiv. Meskipun begitu, sekretaris pers Putin mengatakan pada bahwa "operasi militer khusus" Rusia akan berlanjut.
"Kerugian militer dan penghinaan terhadap pasukan Rusia juga menimbulkan risiko bagi rezim Presiden Vladimir Putin, karena kritik domestik terhadap apa yang disebut operasi militer khusus meningkat dari berbagai pihak," ujar pengamat dari perusahaan konsultan Teneo dalam sebuah catatan Senin malam.
"Akibatnya, Putin menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menanggapi dinamika yang semakin tidak menguntungkan di garis depan. Yang mungkin termasuk langkah-langkah eskalasi atau seruan untuk memulai pembicaraan gencatan senjata," ujarnya lagi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin di Ujung Tanduk, 84 Pejabat Rusia Desak Mundur
