Digencet Beban Berat, Emas Masih Mampu Menguat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas berusaha bangkit di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Pada perdagangan Rabu (14/9/2022) pukul 15:42 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.704,20 per troy ons. Harga emas menguat tipis 0,15%.
Pada perdagangan Selasa kemarin emas ambrol hingga 1,3%. Dalam sepekan, harga emas masih melemah 0,79% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih amblas 4,2% sementara dalam setahun anjlok 5,5%.
Emas masih kesulitan menguat akibat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed menguat saat pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga 75 basis poin, bahkan tidak menutup kemungkinan 100 basis poin, yang menjadi beban berat bagi emas.
Analis pasar Reuters Wang Tao mengatakan emas mungkin akan naik secara moderat ke kisaran US$ 1.710-1714 per troy ons sebelum turun kembali dan bergerak di kisaran US$ 1.685 per troy ons.
Pelemahan emas ke depan sulit dihindari karena The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan pekan depan. Terlebih, inflasi AS berada di atas ekspektasi pasar.
Inflasi AS mencapai 8,3% (year on year/yoy) pada Agustus 2022. Inflasi memang melandai dibandingkan Juli (8,5%) tetapi di atas ekspektasi pasar (8,1%).
Dengan inflasi yang masih tinggi, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan memberlakukan kebijakan kebijakan agresif The Fed sendiri akan menentukan kebijakan moneternya pada pekan depan.
"Inflasi yang lebih tinggi dibandingkan ekspektasi membuat pasar meyakini jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuan secara jumbo minggu depan. Ini memberatkan emas," tutur analis dari DailyFX Ilya Spivak, seperti dikutip Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Harapan Palsu! Harga Emas Naik Sebentar, Eh Turun Lagi...
(mae/mae)