
Ternyata, Ini Penyebab Harga Minyak Goreng Turun Terus

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak goreng kini turun terus. Terutama, harga minyak goreng curah kini sudah di bawah target harga eceran tertinggi (HET) pemerintah yang mematok Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kg.
Bahkan, mengutip Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga minyak goreng curah dan kemasan sederhana, per 13 September 2022, sudah turun dibandingkan harga 12 Januari 2022.
Yaitu, dari Rp17.900 per liter curah pada 12 Januari 2022 menjadi Rp13.800 per liter pada 13 September 2022 dan Rp19.100 per liter kemasan sederhana pada 12 Januari 2022 menjadi Rp16.600 per liter pada 13 September 2022.
Meski untuk kemasan premium masih ada kenaikan 4,83% dari Rp20.700 pada 12 Januari 2022 menjadi Rp21.700 per liter pada 13 September 2022.
Namun, jika dibandingkan harga pada 21 Maret 2022, terjadi penurunan 22,03% dari Rp17.700 per liter curah. Lalu, jenis kemasan sederhana turun 22,43% dari Rp21.400 per liter, dan kemasan premium turun 12,50% dari Rp24.800 per liter.
Harga tersebut adalah rata-rata nasional, mengutip Kemendag pada Rabu (14 September 2022, pukul 6.50 WIB).
Kala itu, pemerintah baru saja melepas harga minyak goreng ke keekonomian mekanisme pasar, setelah terjadinya kelangkaan di pasar. Keputusan tersebut direspons pasar dengan secara mendadak minyak goreng membanjiri pasar, namun dengan harga melambung. Sempat tembus Rp57.000 per 2 liter.
Sejak saat itu, pemerintah menggelontorkan berbagai kebijakan untuk menekan harga minyak goreng di dalam negeri. Termasuk dengan menerapkan wajib pemenuhan domestik (DMO) dan harga domestik (DPO).
Produsen CPO dan minyak goreng di dalam negeri harus menjalankan DMO untuk bisa mendapatkan izin jika hendak ekspor.
Kebijakan itu disinkronkan melalui mekanisme program SIMIRAH 2. Di mana, hingga saat ini, tercatat ada 10 produsen minyak goreng yang telah menyalurkan minyak goreng dalam kemasan.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika memaparkan perusahaan tersebut adalah:
- PT Batara Elok Semesta Terpadu
- PT Mahesi Ahri Karya
- PT Primus Sanus Cooking Oil Industrial
- PT Permata Hijau Sawit
- PT SMART Tbk
- PT Wilmar Cahaya Indonesia
- PT Bina Karya Prima
- PT Tanjung Sarana Lestari
- PT Panca Nabati Prakarsa.
Menurut Putu, perusahan-perusahaan tersebut telah menyalurkan minyak goreng ke 29 provinsi sebanyak 90.346,60 ton per 12 September 2022. Terutama, katanya, ke daerah-daerah yang susah dijangkau.
Dia menjabarkan, realisasi penyaluran minyak goreng melalui SIMIRAH 2, sejak Juni 2022 sudah melampaui kebutuhan. Yaitu, 277.427,04 ton dengan DMO 232,6 ribu ton.
"Ini di atas kebutuhan disalurkan 119,27%. Begitu juga di Juli lebih 137,19% di atas kebutuhan. Demikian juga di bulan Agustus di atas kebutuhan 117,8%. Dan, penyaluran minyak goreng dengan kewajiban DMO untuk September sampai dengan tanggal 13, sudah 119,61% di atas kebutuhan," kata Putu saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI diikuti produsen minyak goreng, Selasa (13/9/2022).
Penyaluran minyak goreng yang terus berlimpah kemudian diikuti dengan penurunan harga minyak goreng.
"Untuk harga, sudah sangat mendekati harga eceran tertinggi atau rata-rata mencapai Rp15.678 per kg per 11 September 2022. Harga eceran tertinggi Rp15.500 per kg," kata Putu.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun Harga BBM Turun, Minyak Goreng Malah Naik