Internasional

Rusia Kalah di Ukraina, Putin PDKT ke Xi Jinping

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 14/09/2022 06:00 WIB
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin berjalan bersama Presiden China Xi Jinping (Kenzaburo Fukuhara/Pool via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia mungkin mengalami kekalahan dan kerugian besar di medan perang melawan Ukraina serta mendapatkan rentetan sanksi dari Barat, tetapi Kremlin mendapatkan dukungan dan persahabatan tanpa batas dari China.

Melansir AFP, pemimpin China Xi Jinping akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan puncak regional di Uzbekistan pekan ini. Persatuan kedua negara tersebut dianggap menjadi perlawanan atas sanksi dari Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS).

Meski tidak secara eksplisit mendukung serangan Moskow ke Ukraina, Beijing terus membangun hubungan ekonomi dan strategis dengan Rusia selama enam bulan perang. Bahkan, Xi diketahui telah meyakinkan Putin terkait dukungannya terhadap kedaulatan dan keamanan Rusia.


Analis mengatakan bahwa ketika hubungan China-AS anjlok, Beijing percaya perlu memelihara ikatan dengan tetangga utara raksasanya.

"Terlepas dari apakah Rusia menang (di Ukraina), China akan mengejar keselarasan yang erat dengan Rusia, yang ditentukan oleh keadaan hubungan AS-China saat ini lebih dari apapun," tutur Yun Sun, direktur Program China di Stimson Center yang berbasis di Washington, dikutip Selasa (13/9/2022).

"Sebagai kekuatan nuklir terbesar kedua di dunia, Rusia bukanlah kekuatan geopolitik yang dapat dihilangkan," kata Sun.

China melihat Rusia sebagai mitra penting dalam menjauhkan institusi internasional dari wilayah dominasi Washington.

Pada Senin, diplomat senior Yang Jiechi mengatakan kepada duta besar Rusia untuk China Andrey Denisov bahwa Xi dan Putin dapat bekerja sama untuk mempromosikan pengembangan tatanan internasional ke arah yang lebih adil dan rasional.

Dan dalam hal perdagangan, China telah meningkatkan pembelian minyaknya dari Rusia dalam beberapa bulan terakhir,di mana Rusia menjadi penyedia minyak utama China selama tiga bulan berturut-turut dari Mei hingga Juli, sekaligus membantu mengimbangi kerugian Moskow.

Pekan lalu, Xi juga mengirim legislator top pemerintahannya Li Zhanshu ke Rusia untuk bertemu dengan Putin. Kunjungan Li terjadi saat Rusia mengalami serangkaian pembalikan militer besar-besaran di Ukraina, dengan pasukan Kyiv merebut kembali sebagian besar wilayah.

"Kepercayaan timbal balik politik, koordinasi strategis, dan kerja sama pragmatis antara kedua negara telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Li, menurut media pemerintah.

Perjalanan Li juga mengungkapkan China masih ingin menghindari sanksi Barat atas perang Ukraina, bahkan ketika Moskow menggambarkan Beijing sebagai pendukungnya.


(tfa/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Xi Jinping Dan Putin Desak Israel dan Iran Akhiri Konflik