Internasional

Perang Baru Meletus di Asia, AS Langsung Angkat Bicara

luc, CNBC Indonesia
13 September 2022 15:50
Warga Armenia di sejumlah distrik di daerah sengketa, Nagorno-Karabakh memulai eksodus massal dengan membawa furnitur dan barang-barang berharga lainnya meninggalkan rumah mereka. (AP/Dmitry Lovetsky)
Foto: Warga Armenia di sejumlah distrik di daerah sengketa, Nagorno-Karabakh memulai eksodus massal dengan membawa furnitur dan barang-barang berharga lainnya meninggalkan rumah mereka. (AP/Dmitry Lovetsky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik yang terjadi di perbatasan Armenia dan Azerbaijan berpotensi memicu perang baru yang meluas. Terkait hal tersebut, Amerika Serikat (AS) ikut angkat bicara.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan sangat prihatin dengan laporan serangan di sepanjang perbatasan kedua negara tersebut. Dia pun menyerukan agas permusuhan segera diakhiri.

"Seperti yang telah lama kami jelaskan, tidak akan ada solusi militer untuk konflik tersebut," kata Blinken dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Selasa (13/9/2022). "Kami mendesak diakhirinya permusuhan militer segera."

Adapun, konflik itu terjadi di wilayah Nagorno-Karabakh. Hal ini meningkatkan ketegangan di wilayah itu setelah sebelumnya sempat berlangsung pada 2020.

Azerbaijan, yang membangun kembali kendali penuh atas wilayah itu pascakonflik 2020, mengakui ada korban di antara pasukannya. Di sisi lain, Armenia tidak menyebutkan kerugian, tetapi mengatakan bentrokan berlanjut semalam.

Meski begitu, kedua pihak saling menyalahkan atas konflik yang terjadi itu. Azerbaijan mengatakan pasukan Armenia telah terlibat dalam kegiatan intelijen di perbatasannya.

Baku bahkan menuduh Armenia memindahkan senjata ke daerah itu dan telah melakukan operasi penambangan di wilayah yang paling berisiko itu.

"Beberapa posisi, tempat perlindungan, dan titik-titik yang diperkuat dari angkatan bersenjata Azerbaijan ... berada di bawah penembakan yang intens dari senjata berbagai kaliber, termasuk mortir, oleh unit-unit tentara Armenia," ujar Kementerian Pertahanan Azerbaijan dikutip Reuters.

"Akibatnya, ada kerugian personel dan kerusakan infrastruktur militer."

Media Rusia, Interfax, melaporkan Yerevan akan meminta perjanjian kerja sama dengan Rusia dan mengajukan banding ke blok keamanan yang dipimpin Moskow, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) serta Dewan Keamanan PBB.

"Penembakan intensif terus berlanjut - dimulai sebagai akibat dari provokasi skala besar oleh pihak Azerbaijan. Angkatan bersenjata Armenia telah meluncurkan tanggapan yang proporsional," papar Kementerian Pertahanan Armenia.

Adapun, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait hal tersebut.

Dalam panggilan telepon terpisah, Pashinyan memberi tahu Putin dan Macron tentang "tindakan provokatif dan agresif angkatan bersenjata Azerbaijan terhadap wilayah kedaulatan Armenia, yang dimulai pada tengah malam," dan "menekankan pentingnya tanggapan yang memadai dari komunitas internasional".


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Ukraina atau Taiwan, Perang Pecah di Wilayah Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular