Pengusaha Mebel Teriak, BBM Naik Bikin Biaya-biaya Bengkak

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Selasa, 13/09/2022 11:20 WIB
Foto: Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel di kawasan Daanmogot, Tangerang, Banten, Jumat (18/2/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat beban dari perusahaan furnitur dan mebel membengkak. Dampaknya produk akhir furniture dan mebel akan semakin meningkat.

Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan, di industri mebel dan kerajinan, biaya terbesar pada struktur produksi adalah bahan baku dan bahan penolong dengan rata-rata 60-70%, diikuti biaya tenaga kerja langsung 13-14%, lalu biaya pengiriman distribusi 3-4%.

"Naiknya BBM berdampak langsung yang dirasakan adalah terhadap biaya bahan baku dan biaya distribusi barang jadi, dan kondisi ini telah dirasakan oleh para pelaku usaha mebel dan kerajinan," kata Abdul kepada CNBC Indonesia, Selasa (13/9/2022).


Abdul menambahkan, naiknya harga BBM akan memicu kenaikan biaya variabel lainnya yang berkaitan dengan proses produksi yang bisa memicu kenaikan beberapa komponen dari biaya tetap.

Yang selanjutnya berimbas pada kenaikan harga produk akhir, meski saat ini dia masih menghitung berapa angka kenaikan yang akan terjadi.

"Pada akhirnya dikompensasikan pada harga jual produk akhir atau jadi, maka dengan demikian daya saing produk dari sisi harga akan menurun," katanya.

Demand Ekspor Menurun

Abdul juga menjelaskan saat ini demand pada ekspor di Eropa Barat dan Amerika Selatan tengah menurun. Hal ini disebabkan inflasi pada kedua negara itu.

"Tingkat inflasi di Eropa Barat dan Amerika Selatan telah memicu terjadinya 'market shock' yang berimbas pada penundaan bahkan pembatalan order dari pembeli utama di Amerika Serikat dan Eropa terhadap produk mebel dan kerajinan asal Indonesia," kata Abdul.

Penurunan order dari tercermin dari data ekspor, dimana pada periode Januari - Juni ekspor mebel dan kerajinan hanya mampu tumbuh 9,8%, melemah dari pada tiga bulan pertama (Januari - Maret 2022) yang bisa tumbuh 15,9% (year on year/yoy).


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jika Nego Tarif Impor Gagal, PHK Massal Ancam Sektor Tekstil Cs