Charles III Jadi Raja Tertua Inggris, Naik Takhta di Usia 73!

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
10 September 2022 06:00
FILE - In this Monday, March 9, 2020 file photo, Britain's Prince Charles and Camilla the Duchess of Cornwall, in the background, leave after attending the annual Commonwealth Day service at Westminster Abbey in London, Monday, March 9, 2020. Prince Charles, the heir to the British throne, has tested positive for the new coronavirus. The prince’s Clarence House office reported on Wednesday, March 25, 2020 that the 71-year-old is showing mild symptoms of COVID-19 and is self-isolating at a royal estate in Scotland. For most people, the coronavirus causes mild or moderate symptoms, such as fever and cough that clear up in two to three weeks (AP Photo/Kirsty Wigglesworth, File)
Foto: Pangeran Charles (AP/Kirsty Wigglesworth)

Jakarta, CNBC Indonesia - Raja Charles III akan menjadi raja tertua Inggris sepanjang sejarah setelah naik takhta menggantikan mendiang sang Ibu, Ratu Elizabeth II yang meninggal pada Kamis (9/9/2022) waktu setempat.

Mengutip Reuters, Sabtu (10/9/2022), Charles sendiri akan diumumkan secara resmi sebagai raja dalam prosesi Dewan Aksesi di Istana St James, London pada hari ini.

Di usianya yang sudah menginjak 73 tahun, Charles akan menjadi sosok tertua yang menerima takhta kerajaan dalam sejarah Inggris. Sebelum Charles, Raja William IV adalah raja tertua dalam sejarah yang naik tahkta di usia 64 tahun pada 1830.

"Raja akan membuat deklarasi dan membaca serta menandatangani sumpah untuk menegakkan keamanan Gereja di Skotlandia dan menyetujui perintah Dewan yang memfasilitasi kelangsungan pemerintahan,"

Raja Charles III sendiri saat ini sudah berada di Istana Buckingham, dan telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Liz Truss. Ini merupakan jamuan perdana Raja Charles di Istana Buckingham untuk audiensi formal pertama mereka.

Sebelum Charles menduduki posisi Raja secara resmi, ia akan mengikuti sejumlah langkah formal dan tradisional. Dewan Aksesi akan terlebih dahulu melakukan pertemuan di Istana St. James untuk mengumumkan penguasa baru. Acara ini dipastikan tidak dihadiri sang pewaris takhta.

Dalam pertemuan tersebut, Lord President akan mengumumkan kematian penguasa yang dalam hal ini adalah Ratu Elizabeth. Kemudian, ia akan memanggil Clerk of The Council untuk membacakan Proklamasi Aksesi.

Dalam proklamasi itu, Charles akan memilih gelarnya. Proklamasi itu kemudian ditandatangani beberapa pihak yakni Camiila dan William, Uskup Agung Canterbury, Lord Chancellor, Uskup Agung York, Perdana Menteri, Lord Privy Seal, Lord Great Chamberlain, Earl Marshal, dan Lord President.

Charles kemudian akan mengadakan pertemuan dengan dewan pertamanya yang hanya dihadiri anggota dewan. Charles dalam kesempatan tersebut akan mendeklarasikan kematian Elizabeth dan membacakan beberapa sumpah.

Setelah itu, proklamasi pertama atas kekuasaan baru akan disampaikan kepada publik oleh Garter King of Arms di Istana St James. Terompet akan dibunyikan, diikuti dengan tembakan penghormatan di Hyde Park dan Tower of London.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Skandal Charles III: Selingkuh Sampai Terima Duit Dari Arab

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular