Big Stories 2022

Kematian Ratu Elizabeth II dan Kembalinya "God Save the King"

luc, CNBC Indonesia
29 December 2022 21:00
Princess Elizabeth (later Queen Elizabeth II) with her baby son Prince Charles, 1949. (Photo by Fox Photos/Hulton Archive/Getty Images)
Foto: Getty Images/Fox Photos

Jakarta, CNBC Indonesia - "September Ceria", lagu yang dipopulerkan VIna Panduwinata, telah berubah menjadi September kelabu di tahun ini bagi Kerajaan Inggris. Pada tanggal 8 bulan itu, Ratu Elizabeth II menghembuskan nafas terakhir.

Sang Ratu Inggris meninggal pada usia 96 tahun. Pengumuman disampaikan langsung pihak kerajaan Kamis sore waktu setempat atau Jumat (9/9/2022) dini hari waktu RI.

Kematian Ratu Elizabeth II tersebut menandai berakhirnya pemerintahan ratu atau raja terlama dalam sejarah kerajaan Inggris yang terakhir kali terjadi pada 1952.

Mengenal Sosok Sang Ratu

Ratu Elizabeth lahir di 17 Bruton St, London, pada 21 April 1926. Ia dibaptis pada 29 Mei tahun itu di kapel pribadi di Istana Buckingham.

Dia menjadi pewaris ketika pamannya, Edward VIII, turun tahta pada 11 Desember 1936. Kala itu, ayahnya George VI menjadi raja dan dirinya masih berumur 10 tahun.

Di tahun 1947, ia kemudian menikah dengan letnan angkatan laut Philip Mountbatten, seorang pangeran Yunani, di Westminster Abbey London. Mereka memiliki empat anak yakni Pangeran Charles, Putri Anne (1950), Pangeran Andrew dan Pangeran Edward.

Elizabeth kemudian naik takhta setelah kematian ayahnya pada 6 Februari 1952. Kala itu, dia berada di Kenya untuk tur kerajaan.

Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip dalam kereta negara, hadiah dua abad dari Australia. (Tim Graham Photo Library via Getty Images)Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip dalam kereta negara, hadiah dua abad dari Australia. (Tim Graham Photo Library via Getty Images)

Dia dimahkotai pada 2 Juni 1953 di Westminster Abbey. Penobatan pertama yang disiarkan di televisi.

Selama hidup, ia dilayani 14 perdana menteri. Selama masa pemerintahannya, ada 14 presiden Amerika Serikat (AS), yang semuanya dia temui, kecuali Lyndon Johnson.

Bisa dikatakan, Elizabeth adalah raja terlama Inggris. Kepemimpinannya mengalahkan sang nenek buyut, Ratu Victoria.

Elizabeth sendiri menjadi ratu dari 15 kerajaan. Meliputi Inggris Raya, Australia, Kanada, Selandia Baru, Jamaika, Antigua dan Barbuda, Bahama, Belize, Grenada, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, St Kitts dan Nevis, St Lucia, St Vincent dan Grenadines, dan Tuvalu.

Pada 2021, ia mendapat pukulan berat saat sang suami Pangeran Philip meninggal dunia. Kala itu ia, berusia 99 tahun.

Pada 6 Februari lalu, ia sempat memperingati 70 tahun pemerintahan. Ratu Victoria sendiri 63 tahun memimpin.

Riwayat Penyakit Sang Ratu

Pemimpin tertinggi di Kerajaan Inggris itu berpulang karena kondisi kesehatan yang memburuk dalam beberapa tahun belakangan.

Ratu menjalani operasi kecil di Rumah Sakit King Edward VII di London untuk mengangkat tulang rawan yang robek di lutut kanannya pada Oktober 2003.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh sekretaris persnya mengatakan: "Operasi selama 45 menit, yang dilakukan oleh ahli bedah ortopedi Roger Vickers, berjalan sangat baik dan Yang Mulia diperkirakan sudah bisa pulang besok pagi.

Berikutnya, Ratu tidak menghadiri kebaktian Natal di Sandringham pada Desember 2016 untuk pertama kalinya dalam hampir 30 tahun karena sakit.

Yang Mulia "baru pulih dari flu berat dan akan tinggal di dalam rumah untuk membantu pemulihannya", kata Istana Buckingham pada pagi hari Natal.

Ratu juga sempat menjalani operasi mata untuk menghilangkan katarak pada Mei 2018.

Warga melihat gambar besar Ratu Elizabeth II usai pengumuman meninggalnya pemimpin terlama inggris tersebut di Piccadilly Circus, London, Inggris, Kamis (8/9/2022). Ratu Elizabeth II yang merupakan pemimpin terlama yang memerintah Inggris dan tokoh negara selama tujuh dekade meninggal dalam usia 96 tahun. (Photo by BEN STANSALL/AFP via Getty Images)Warga melihat gambar besar Ratu Elizabeth II usai pengumuman meninggalnya pemimpin terlama inggris tersebut di Piccadilly Circus, London, Inggris, Kamis (8/9/2022). Ratu Elizabeth II yang merupakan pemimpin terlama yang memerintah Inggris dan tokoh negara selama tujuh dekade meninggal dalam usia 96 tahun. (Photo by BEN STANSALL/AFP via Getty Images)

Dia menjalani prosedur operasi mata yang rumit di rumah sakit swasta King Edward VII di London. Operasi tersebut berjalan lancar.

Di tahun yang sama, Ratu terpaksa membatalkan penampilannya di sebuah acara di St Pauls di London pada Juni 2018 karena sakit. Dia dilaporkan sedang merasa "tidak enak badan."

Seorang juru bicara Istana Buckingham mengatakan pada saat itu: "Sang Ratu merasa tidak enak badan hari ini dan telah memutuskan untuk tidak menghadiri kebaktian pagi ini di Katedral St Paul yang menandai peringatan 200 tahun Ordo Michael dan St George."

Tiga tahun berselang, Ratu terlihat menggunakan tongkat saat menghadiri kebaktian di Westminster Abbey pada 12 Oktober. Ini merupakan pertama kalinya dia terlihat menggunakan tongkat di acara publik besar.

Keesokan harinya Istana mengatakan ratu melakukan perawatan rumah sakit swasta London untuk "penyelidikan awal" dan sempat menginap semalam di sana.

Pada Februari 2022, Sang ratu dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan audiensi langsung di Kastil Windsor. Istana Buckingham mengatakan dia memiliki "gejala ringan seperti pilek."

Pada Juni 2022, Ratu Elizabeth batal menghadiri perayaan Platinum Jubilee, yang digelar untuk menandai 70 tahun sejak ia naik takhta, termasuk Kebaktian Thanksgiving dan konser "Party At the Palace", karena masalah kesehatan.

"Ratu kecewa karena dia tidak bisa menghadiri semua acara," kata seorang sumber secara eksklusif kepada Us Weekly saat itu.

Menurutnya, Ratu menderita masalah gangguan mobilitas.

Raja yang Baru

Dengan kematian ibunya, Pangeran Charles resmi menjadi raja Inggris dan 14 kerajaan lainnya. Ini mengakhiri penantian lebih dari 70 tahun, waktu terpanjang oleh pewaris dalam sejarah Inggris.

Perannya sendiri diklaim akan 'menakutkan'. Mendiang ibunya sangat populer dan dihormati, tetapi ratu berusia 96 tahun itu meninggalkan keluarga kerajaan yang reputasinya ternoda dan hubungan yang menegang, termasuk tuduhan rasisme terhadap pejabat Istana Buckingham.

Charles menghadapi tantangan itu pada usia 73 tahun, raja tertua yang naik takhta dalam garis keturunan yang berasal dari 1.000 tahun yang lalu. Ia naik takhta bersama dengan istri keduanya, Camilla, yang kini menjadi Permaisuri Inggris Raya.

Sepanjang hidupnya, Charles telah terjebak di antara monarki yang modern. Ia berusaha menemukan tempatnya dalam masyarakat yang dinamis dan lebih egaliter, sambil mempertahankan tradisi lama dalam institusi tersebut.

Disiapkan untuk menjadi raja suatu hari, Charles Philip Arthur George lahir di Istana Buckingham pada 14 November 1948, pada tahun ke-12 pemerintahan kakeknya, Raja George VI. Pada saat usia 3 tahun, ia disahkan menjadi pewaris setelah ibunya menjadi ratu pada tahun 1952.

Tidak seperti pendahulunya yang dididik oleh tutor pribadi, Charles 'melanggar tradisi' dengan mengenyam pendidikan di sekolah Hill House di London Barat sebelum menjadi asrama di Cheam School di Berkshire. Perlu diketahui ayahnya Pangeran Philip kemudian menjadi kepala sekolah.

Dia kemudian dikirim ke Gordonstoun, sekolah asrama di Skotlandia tempat Philip juga belajar. Dia menggambarkan waktunya di sana sebagai neraka, di mana dia kesepian dan diintimidasi.

Melanggar tradisi lagi, ia pergi ke Trinity College, Cambridge. Ia di sana untuk belajar arkeologi dan antropologi fisik dan sosial tetapi kemudian berubah menjadi sejarah.

Selama studinya, ia secara resmi dinobatkan sebagai Pangeran Wales. Itu gelar yang secara tradisional dipegang oleh pewaris takhta, pada sebuah upacara besar pada tahun 1969.

Seperti banyak bangsawan sebelumnya, ia bergabung dengan angkatan bersenjata. Awalnya dengan Angkatan Udara Kerajaan pada tahun 1971 dan kemudian dengan Angkatan Laut, memimpin kapal penyapu ranjau HMS Bronington, sebelum mengakhiri layanan aktif pada tahun 1976.

Saat meninggalkan Angkatan Laut pada tahun 1976 ia mencari peran dalam kehidupan publik karena tidak ada pekerjaan konstitusional yang jelas untuk ahli waris. Ia mengatakan bahwa harus "menggantinya seiring berjalannya waktu".

"Itulah yang membuatnya begitu menarik, menantang dan tentu saja rumit," katanya tentang perannya dalam sebuah film dokumenter untuk menandai ulang tahunnya yang ke-70.

Namun, bagi banyak orang di Inggris dan sekitarnya, Charles akan selalu dikaitkan dengan pernikahannya yang gagal dengan Lady Diana Spencer. Lalu, apalagi kalau bukan perselingkuhannya dengan Camilla Parker Bowles, yang kini menjadi istri keduanya.

Ia menikah dengan Diana pada tahun 1981, di mana kemudian lahir putra William dan Harry masing-masing lahir pada tahun 1982 dan 1984. Semua awalnya tampak baik-baik saja, namun di balik layar, pernikahan itu memiliki masalah.

FILE - In this March 25, 1968 file photo, Prince Charles looks on, durig a procession, in London. Prince Charles has been preparing for the crown his entire life. Now, that moment has finally arrived. Charles, the oldest person to ever assume the British throne, became king on Thursday Sept. 8, 2022, following the death of his mother, Queen Elizabeth II. (AP Photo/Peter Kemp, File)Dalam file foto 25 Maret 1968 ini, Pangeran Charles terlihat mengikuti sebuah selama prosesi, di London. Pangeran Charles telah mempersiapkan dirinya untuk naik takhta sepanjang hidupnya. Charles, orang tertua yang pernah menduduki tahta Inggris, menjadi raja pada Kamis 8 September 2022, setelah kematian ibunya, Ratu Elizabeth II. (AP Photo/Peter Kemp, File)

Diana menyalahkan Camilla atas kehancuran pernikhanya dengan Charles pada tahun 1992. "Ada tiga dari kami dalam pernikahan ini," merupakan kalimat terkenal yang dilontarkan Diana dalam sebuah wawancara TV.

Charles mengatakan dia tetap setia sampai (pernikahan) menjadi rusak tak dapat diperbaiki. Kemudian pasangan ini bercerai pada 1996. Setahun kemudian, pada 1997, Diana terbunuh dalam kecelakaan mobil di Paris.

Akibat peristiwa ini, ada banyak pers yang menentang Charles dan Camilla, dan popularitas publiknya merosot. Meski lambat laun posisinya kembali meningkat, Charles tetap kurang populer daripada ibunya.

Pada tahun 2005 ia akhirnya menikahi Camilla. Meski telah meninggal, bayangan Diana tetap ada, dan hidupnya terus memikat publik.

Selama bertahun-tahun, Diana telah menjadi subjek film besar dan musikal Broadway. Bahkan hubungan Charles dan Diana menjadi kisah drama hit Netflix berjudul "The Crown".


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Charles III Jadi Raja Tertua Inggris, Naik Takhta di Usia 73!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular