
Harga BBM Naik Baru 1 Masalah Orang RI, Nih Sisanya Nyusul!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akhirnya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), baik jenis Pertalite, Solar hingga Pertamax. Bagi masyarakat, jelas ini adalah masalah baru yang mampu menguras kantong.
Namun jangan salah, sederet masalah lainnya siap berdatangan. Paling dekat adalah lonjakan inflasi. Kenaikan harga BBM akan ikut mempengaruhi beberapa harga lainnya, seperti transportasi, logistik, makanan hingga sembako selama 3-6 bulan ke depan.
DBS Group Research, dalam risetnya yang dikutip CNBC Indonesia, Jumat (9/9/2022), memperkirakan inflasi utama pada akhir 2022 mengarah ke angka 6,5-7% secara tahunan dan menaikkan rata-rata setahun penuh ke 5,0%. Sementara 2023 menjadi 3,8%.
Lonjakan inflasi akan direspons oleh Bank Indonesia (BI), diperkirakan melalui kebijakan moneter, yaitu kenaikan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) sebesar 100 bps hingga akhir tahun menjadi 4,75%.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama diperkirakan perbankan juga akan mengambil langkah kenaikan bunga kredit. Begitu adanya, ketika suku bunga acuan naik, tak perlu ada transmisi yang terlalu lama. Beda cerita dengan penurunan suku bunga acuan..
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rahman menyatakan kenaikan harga BBM, baik Solar, Pertalite dan Pertamax, berisiko dapat memangkas pertumbuhan ekonomi sampai dengan 0,33 ppt.
Faisal menjelaskan naiknya inflasi akibat kenaikan harga ketiga jenis BBM ini tentunya dapat mengurangi daya beli masyarakat, terlebih konsumsi BBM jenis Pertalite merupakan yang terbesar dalam konsumsi bensin secara total di Indonesia.
"Hal ini akan berisiko mengurangi pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang diharapkan menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 ini," ungkapnya.
Kendati melambat, Faisal menuturkan Bank Mandiri melihat pertumbuhan ekonomi akan tetap di kisaran 5% secara full-year pada tahun 2022 ini.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat Suku Bunga Naik, Apa Efeknya Buat Wong Cilik?