Sarasehan 100 Ekonom

Kongkow sama 100 Ekonom, Ini 3 Pesan Penting Jokowi

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
07 September 2022 16:05
Jokowi: Butuh Pemikiran “Abunawas” Hadapi Kondisi Tak Normal (CNBC Indonesia TV)
Foto: Jokowi: Butuh Pemikiran “Abunawas” Hadapi Kondisi Tak Normal (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan tiga pesan penting agar Indonesia bisa melalui tekanan eksternal dari ketidakpastian global.

Hal ini disampaikan dalam Sarasehan 100 Ekonom yang mengangkat tema 'Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia', Rabu (7/9/2022).

Presiden mengungkapkan perang Rusia-Ukraina masih akan berlangsung lama, sehingga akan sulit menghitung berapa besar dampaknya. Imbas dari perang Rusia-Ukraina ini pun telah dirasakan Indonesia, mulai dari kenaikan harga pangan, harga energi, di mana harga gas naik lima kali dan harga minyak naik dua kali lipat dari kondisi sebelum perang.

Jokowi meminta agar semua kalangan masyarakat berkonsolidasi, terutama karena kini dunia menghadapi goncangan besar, mulai dari perang, krisis pangan, finansial, hingga energi.

Selain itu, dia mengingatkan agar para ekonom dan pemangku kepentingan tidak menggunakan pakem-pakem yang sudah ada, melainkan harus berpikir seperti "Abunawas", di luar kondisi normal.

"Ke arah mana yang belum ketemu. Jangan menggunakan pakem-pakem yang ada, jangan gunakan sesuatu yang standar, karena keadaannya tidak normal, sangat tidak normal, dibutuhkan pemikiran yang Abunawas," tegasnya.

Kedua, dia melihat peran pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah makin sentral. Oleh karena itu, pemerintah berusaha secepat mungkin untuk mendorong mereka bergabung dalam perekonomian digital.

Saat ini, UMKM masih menjadi kontributor utama dalam perekonomian Indonesia. Mayoritas produk domestik bruto Indonesia, yaitu sekitar 61%, adalah hasil dari aktivitas perekonomian pelaku usaha mikro, kecil dan menengah.

"Dengan adanya keruwetan dunia, mereka harus kita dorong untuk masuk ekosistem digital," katanya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang disiarkan langsung oleh CNBC Indonesia, Rabu (7/9/2022).

Ketiga, Jokowi membagikan resep khusus kepada kepala daerah dalam menggunakan belanja tak terduga untuk meredam kenaikan inflasi di daerahnya masing-masing.

"Belanja tak terduga bisa untuk mengatasi inflasi dengan cara apa? Tutup biaya transportasi, tutup biaya distribusi dari yang ada di lapangan," kata Jokowi.

Keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi memang tak terelakkan. Kenaikan harga BBM sendiri dikhawatirkan akan memicu kenaikan inflasi, karena harga BBM berpotensi mengerek harga barang lainnya, termasuk pangan.

Jokowi mengatakan, pemerintah daerah bisa melakukan intervensi agar harga pangan tidak ikut terkerek naik imbas dari kenaikan BBM. Cara ini, bahkan pernah dilakukan Jokowi saat dirinya masih menjabat sebagai kepala daerah beberapa tahun lalu.

"Contoh dan saya pernah lakukan, harga bawang merah naik, karena kenaikan biaya transportasi, ya pemda tutup biaya transportasi artinya harga barang merah di pasar sesuai dengan harga di petani karena transport ditutup pemda," ungkap Jokowi.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Bersyukur, Ekonomi RI Masih Positif di Tengah Krisis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular