
Babak Baru 'Perang Dagang' Australia vs China, Segera Damai?

Jakarta, CNBC Indonesia - Australia dan China kemungkinan akan mengadakan pembicaraan tingkat tinggi untuk pertama kalinya sejak 2017. Tokoh senior dari kedua negara mengisyaratkan kesediaan melakukan itu.
Perlu diketahui Beijing terjebak "perang dagang" dengan Australia. Ini membuat banyak produk Negeri Kanguru dikenai sanksi dan pelarangan oleh Tirai Bambu.
Sinyal ketegangan mereda dimulai saat Duta Besar China untuk Australia, Xiao Qian, mengatakan pihaknya akan senang untuk mengatur pertemuan antara Presiden Xi Jinping dengan PM baru, Anthony Albanese. Ia mengutarakan hal itu dalam wawancara ekslusif dengan ABC.
"Ketika benar-benar ada keinginan dan kemauan dari kedua belah pihak, saya akan senang melihat pertemuan tingkat atas antara kedua negara kita," kata Xiao, dilansir Reuters Rabu (7/9/2022).
"Tidak ada yang harus menetapkan pra-kondisi untuk pihak lain sebelum pertemuan semacam itu terjadi...
Tetapi untuk memastikan itu adalah suasana yang konstruktif, bukan destruktif, suasana yang menguntungkan perlu diciptakan setelah bertahun-tahun ketegangan," tambahnya.
Sementara itu, Albanese juga memberikan lampu hijau. Saat ditanya kemungkinan pertemuan di G20, ia memberi jawaban mengiyakan.
"Saya terbuka untuk berdialog dengan siapa saja kapan saja, terutama dengan para pemimpin negara lain," katanya.
Sebenarnya China merupakan mitra dagang terbesar Australia. Namun hubungan antara kedua negara telah memburuk selama lima tahun terakhir.
Seruan Canberra soal penyelidikan tentang asal-usul Covid-19 di China membuat Beijing berang. Tirai Bambu memberlakukan sanksi hukuman atas serangkaian impor Australia dan kontak tingkat atas telah dibekukan.
Kontak tingkat menteri antara Australia dan China baru dibuka kembali Juni lalu. Ini setelah pergantian PM dari Scott Morrison dan Albanese.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Dagang Amerika-China: Benci Tapi Rindu...
