Harga Pangan Dunia Turun 5 Bulan, Dalam Negeri Diramal Naik!

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 07/09/2022 14:35 WIB
Foto: Harga Cabai Di Pasar Kebayoran Lama (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks harga pangan (Food Price Index) yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) turun ke 138 pada Agustus 2022 dari 140,7 bulan sebelumnya. Lalu bagaimana perkembangan sembako dalam negeri? apalagi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi yang diperkirakan membuat harga pangan melambung.

Berdasarkan laporan yang dirilis FAO pada 2 September, meskipun turun Indeks harga pangan tersebut masih 7,8% lebih tinggi dibandingkan Agustus 2021. Tetapi, dengan penurunan tersebut, maka indeks harga 'sembako' global sudah melanda selama lima bulan beruntun.

Indeks harga pangan dunia sempat melesat ke level 159,7 pada Maret 2022 dan menjadi level tertinggi yang pernah dicatat FAO sejak 1990.


Dalam laporannya, FAO mencatatkan penurunan indeks didorong oleh melandainya lima komoditas pangan. Kendati demikian, bagaimana kondisi pangan dalam negeri? Akankah mengekor indeks harga pangan dunia yang mulai melandai?

Apalagi seperti yang diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan menaikkan harga BBM jenis RON 90 atau Pertalite naik dari Rp 7.650/liter menjadi Rp 10.000/liter. Sementara itu, harga minyak diesel atau Solar naik dari Rp 5.150/liter ke Rp 6.800/liter.

Sejalan keputusan ini, harga BBM jenis RON 92 atau Pertamax juga naik dari Rp 12.500/liter menjadi Rp 14.500/liter. Dampak kenaikan dari harga BBM ini tentunya akan mengerek naik harga bahan pokok dan barang penting.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli mengatakan kenaikan harga BBM akan membawa dampak serius terhadap harga pangan. Dampak tersebut timbul karena rentetan panjang dari imbas kenaikan harga BBM, termasuk meroketnya ongkos logistik dan transportasi.

"Dampak kenaikan harga ini mendekati 15% secara tahunan. Ini saya ngomongin inflasi makanan ya. Biaya transportasi naik dan barang juga naik. Rentetannya panjang," tutur Rizal Ramli, dalam dialog Profit di CNBC Indonesia, Senin (5/9/2022).

Adapun, inflasi inti diproyeksi akan berada pada kisaran 4-6% pada akhir tahun 2022. Sementara itu, inflasi bahan makanan masih tercatat tinggi pada bulan Agustus yakni 8,55% (yoy) dan ini akan semakin tinggi.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tingkat inflasi tahunan Indonesia pada Agustus 2022 sebesar 4,69% (year-on-year/yoy). Tingkat inflasi ini menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang sempat mencatatkan rekor tertinggi sejak 2015.

Data BPS menunjukkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih mengalami inflasi tahunan terbesar, yakni 7,73% (yoy).

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Agustus 2022, antara lain bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, daging ayam ras, tomat, ikan segar, jeruk, bawang putih, kacang panjang, ketimun, buncis, tarif angkutan udara, dan emas perhiasan.

Sementara komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain adalah telur ayam ras, beras, rokok kretek filter, air kemasan, bahan bakar rumah tangga, kontrak rumah, tarif listrik, sewa rumah, bensin, uang kuliah akademi/PT, uang sekolah SD, uang sekolah SMP, dan uang sekolah SMA.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Sembako Dalam Negeri Mulai Turun Sih, Tapi Waspada Kenaikan


(aum/aum)
Pages