BBM Naik, Harga Sembako Bisa Segini! Ngeri...

Maesaroh, CNBC Indonesia
Selasa, 06/09/2022 11:08 WIB
Foto: Pedagang memotong cabai merah keritinh yang dijual di kawasan Pasar Pondok Gede, Jakarta, Rabu (29/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta,CNBC Indonesia- Harga kelompok bahan pangan terancam melonjak kembali setelah sempat melandai pada Agustus. Kenaikan harga BBM akhir pekan lalu dikhawatirkan bisa mengerek inflasi kelompok pangan hingga menyentuh 15% (year on year/yoy).

Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli mengatakan kenaikan harga BBM akan membawa dampak serius terhadap harga pangan. Dampak tersebut timbul karena rentetan panjang dari imbas kenaikan harga BBM, termasuk meroketnya ongkos logistik dan transportasi.

"Dampak kenaikan harga ini mendekati 15% secara tahunan. Ini saya ngomongin inflasi makanan ya. Biaya transportasi naik dan barang juga naik. Rentetannya panjang," tutur Rizal Ramli, dalam dialog Profit di CNBC Indonesia, Senin (5/9/2022).



Inflasi kelompok volatile atau harga bergejolak menjadi momok utama Indonesia pada tahun ini. Sepanjang Maret-Juli, kelompok volatile menjadi penyumbang utama inflasi Indonesia. Laju inflasi volatile bahkan jauh di atas laju inflasi umum.

Sejumlah bahan pangan bergantian menjadi pemicu inflasi kelompok harga bergejolak mulai dari minyak goreng, cabai rawit, cabai merah, kedelai, bawang merah, hingga telur ayam ras.

Pada Agustus 2022, komponen harga bergejolak atau volatile memang mencatatkan deflasi sebesar 2,90% (month to month/mtm). Deflasi terjadi setelah inflasi melambung pada lima bulan sebelumnya.

Pada Maret, inflasi pada kelompok volatile menembus 1,99% (mtm) kemudian melonjak menjadi 2,3% pada April, 0,94% pada Mei, 2,51% pada Juni, dan 1,41% pada Juli.

Secara tahunan, inflasi kelompok volatile mencapai 8,93% pada Agustus. Inflasi tersebut tahunan melandai setelah menembus 11,47% pada Juli 2022 atau tertinggi sejak Januari 2014 (11,91%).

Meskipun melandai, inflasi kelompok pangan hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan inflasi umum pada Agustus 2022 (4,69%).

Dengan kenaikan harga BBM per 2 September lalu, inflasi kelompok harga bergejolak kembali menjadi ancaman. Terlebih, komoditas pangan global juga masih tinggi.

Ekonom DBS Radhika Rao memperkirakan kenaikan harga BBM akan memberikan dampak inflas first second round sebesar 0,94-1% pada inflasi umum.

"Kemungkinan akan ada tambahan kenaikan inflasi sebesar 50-60 bps pada second round effect karena kenaikan harga BBM akan mendorong kenaikan segmen lain termasuk makanan dan transportasi selama 3-6 bulan ke depan," tutur Rao, dalam laporannya Indonesia's Fuel Pice Hike, a Medium-Term Positive.




(mae/mae)
Pages