
BBM Naik, Pemerintah Jamin Orang Miskin Tak Tambah Banyak

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengklaim pengendalian inflasi akan terus dilakukan sejalan dengan target penurunan angka kemiskinan di tanah air, di tengah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menjelaskan, pemerintah telah menggelontorkan bantalan sosial sebesar Rp 24,17 triliun mencakup bantuan langsung tunai (BLT), bantuan subsidi upah (BSU), dan bantuan pada angkutan umum, ojek, dan nelayan.
Febrio juga bilang, dengan bantalan sosial sebesar Rp 24,17 triliun tersebut maka angka kemiskinan dan angka pengangguran justru bisa ditekan hingga 0,3%.
"Pengangguran harus turun, itu yang jadi guidance kita. Apapun yang kita lakukan khususnya perlindungan sosial untuk sumber daya manusia, dan indikator yang kita ikuti, pengangguran harus turun, kemiskinan harus turun," jelas Febrio saat ditemui di Gedung DPR, Senin (5/0/2022).
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) persentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 9,54% pada Maret 2022. Artinya dengan bansos Rp 24,17 triliun ini, angka kemiskinan bisa turun ke level 9,24%.
"Ini yang kemudian kita hitung bersama-sama. Oh ternyata kalau diberikan bansos, kita bisa sama-sama jaga daya beli khususnya yang miskin dan rentan," jelas Febrio lagi.
Febrio bilang, bansos yang diberikan pemerintah menyasar masyarakat yang masuk ke dalam golongan desil 1 hingga desil 4. Adapun kelompok orang miskin terdapat di desil 1, maka dengan pemberian bansos hingga desil 4 telah mencakup kelompok masyarakat terbawah.
"Orang miskin sekarang di 10% terbawah, itu desil 1. Jadi orang miskin itu di desil 1. Lalu kita siapkan bantalannya untuk sampai desil 4. Jadi turun dari mana dia ke desil 1? Mungkin enggak dari desil 6 turun ke desil 1? Ya mudah-mudahan gak ada," ungkap dia.
Sebagai gambaran, desil 1 yang merupakan kelompok ekonomi terbawah, yang selama ini menerima bansos seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Sembako, dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Lalu desil 2 dipandang sebagai masyarakat dengan kelas menengah ke bawah yang rawan miskin. Masyarakat yang masuk desil 2 selama ini mendapatkan bansos berupa KIP, Program Sembako dan KIS.
![]() Duh! Jurang si Kaya & si Miskin di Indonesia Semakin Lebar |
Kemudian desil 3 dianggap sebagai masyarakat kelas menengah yang rentan miskin apabila terjadi goncangan ekonomi. Pada desil 3 ini bansos yang diberikan oleh pemerintah adalah program sembako dan KIS.
Serta desil 4 adalah yang dianggap sebagai masyarakat yang sudah mampu secara finansial, tetapi apabila ada goncangan ekonomi menjadi masyarakat digolongkan ini hampir miskin.
Kendati demikian, Febrio mengungkapkan inflasi akan tetap meningkat, karena penyesuaian harga BBM yang berlaku saat ini. Hasil hitungannya, kenaikan harga BBM akan menyumbang inflasi sebanyak 1,9% terhadap inflasi tahun ini.
Sehingga Febrio memperkirakan inflasi di akhir 2022 akan ada di kisaran 6,6% hingga 6,8%. Proyeksi ini meningkat dari target inflasi 2022 pemerintah sebelumnya yang sebesar 4% hingga 4,8%.
Pemerintah akan tetap menjaga inflasi di akhir tahun agar tidak meningkat lebih dari 7%. Pemerintah optimistis akan mampu menjaga inflasi, dengan berkaca pada pengalaman sebelumnya, yang mana inflasi bisa turun menjadi 4,69% pada Agustus 2022, turun dari bulan Juli 2022 yang mencapai 4,9%.
Pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan akan tetap terjaga pada kisaran 5,2%, karena masyarakat miskin dan rentan telah terjaga daya belinya dengan adanya bansos tambahan tersebut.
(cap/mij) Next Article BBM Subsidi Dinikmati si Kaya, Jatah Orang Miskin Berkurang