
Ada Apa Lagi China? Xi Jinping Lockdown 33 Kota

Jakarta, CNBC Indonesia - China kini total mengunci 33 kota. Lockdown dilakukan bahkan secara parsial maupun penuh.
Hal itu diyakini berdampak pada 65 juta penduduk. Data dikeluarkan majalah keuangan China Caixin, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (5/9/2022).
Penyebaran Covid-19 masih menjadi alasan. China diketahui menerapkan strategi "nol Covid-19".
Kota yang dikunci antara lain adalah Shenzhen dan Cenghu. Penguncian keduanya sudah dimulai sejak pekan lalu.
Di Shenzen, seorang pejabat mengatakan risikonya masih cukup besar. Kota itu melaporkan 89 infeksi secara lokal untuk 3 September, dibanding sehari sebelumnya, 87.
"Saat ini, situasi Covid kota itu parah dan kompleks. Jumlah infeksi baru tetap relatif tinggi dan risiko penularan masyarakat masih ada," kata seorang pejabat kesehatan masyarakat Shenzhen, mengatakan pada konferensi pers Lin Hancheng.
Shenzhen pun akan mengklasifikasikan wilayahnya menjadi tiga kategori. Terdiri dari risiko infeksi rendah, sedang, dan tinggi.
Di daerah yang dianggap berisiko rendah, kota akan menghapus pembatasan. Penguncian akan tetap berlaku di lingkungan berisiko 'tinggi' dan 'sedang'.
"Di daerah di mana infeksi ditemukan, pembatasan sementara akan diperpanjang selama tiga hari," tambahnya.
Distrik utama seperti Futian, Nanshan dan Longhua akan tetap tutup. Sementara restoran akan mengizinkan makan dalam setengah kapasitas.
"Lingkungan Nanyuan di Distrik Futian akan terus diperlakukan sebagai daerah berisiko sedang karena jumlah kasus positif yang terdeteksi relatif tinggi," kata Lin lagi.
Sementara di Chengdu, penguncian diperpanjang hingga Rabu. Meski begitu dua distrik, Xinjin dan Kota Qionglai Sudan mulai melakukan pelonggaran.
Makan di dalam ruangan akan terus dilarang. Namun kegiatan publik seperti konferensi dan pertunjukan boleh tapi sangat dibatasi.
(sef/sef) Next Article Kabar Tak Enak Dari China, Kasus Covid Bergejala Meledak!