Terungkap! BBM Udah Naik, Ini Sebab Ongkos Bus Belum Terbang

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Senin, 05/09/2022 13:55 WIB
Foto: Ilustrasi loket tiket bus AKAP, Jakarta (1/4/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pascakenaikan harga BBM, pengusaha angkutan darat bersiap mengambil ancang-ancang menaikkan tarif tarif jasa angkutan. Namun masih menunggu keputusan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk tarif reguler seperti bus antarakota antarprovinsi (AKAP) dan taksi. Sebab, wewenang pengaturan tarif AKAP ada di Kemenhub, menyangkut Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB).

Begitu juga untuk taksi dan angkutan kota dalam provinsi (AKDP) kelas ekonomi diatur oleh Dinas Perhubungan Provinsi, dan Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota untuk Angkot (angkutan Perkotaan) serta desa.

"Mengenai penyesuaian itu menunggu keputusan dari Pemerintah. Kalau AKAP ekonomi itu berarti masih nunggu Kemenhub, sedangkan AKDP, taksi itu Dinas Perhubungan Provinsi, angkutan kota itu Dinas Kepala Daerah," kata Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono, kepada CNBC Indonesia, Senin (5/9/2022).


Saat ini Organda tengah melakukan inisiasi ada pedoman penyesuaian tarif dan hitungan terbaru yang nanti akan dikoordinasikan dengan Kementerian Perhubungan.

"Kami menginisiasi ada kepastian, kami sudah mendorong ini dilakukan terkait keputusan besaran (tarif)," katanya.

Terkait besaran untuk bus AKAP seharusnya ada peningkatan sekitar 40% melihat belum adanya penyesuaian tarif baru sejak 2016 lalu, ditambah dengan sentimen kenaikan BBM subsidi sebesar 30% pada saat ini.

"Kalau AKAP itu per penumpang itu sekitar Rp 116 per kilometer pada tahun 2016, artinya sekarang itu bisa naik sekitar 40% (atau jadi Rp 116 per kilometer) kira-kira segitu," katanya.

Sementara untuk harga tiket pesawat non reguler atau non ekonomi operator bisa menyesuaikan harga sesuai kondisi pasar.

"Naik atau belum naik itu kami serahkan ke operator. memang harus memandang naik berapa persen itu mekanisme pasar," katanya.

Ateng berpandangan dengan kenaikan harga tiket ini, pastinya akan berpengaruh pada demand. Tentunya untuk kebutuhan yang tidak perlu calon peningkatan pasti akan mengurungkan niat bepergian.


(dce)