Internasional

Suram, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China Dipangkas Lagi

luc, CNBC Indonesia
02 September 2022 19:56
A Chinese flag is raised during a medal ceremony for the women's freestyle skiing big air at the 2022 Winter Olympics, Tuesday, Feb. 8, 2022, in Beijing. (AP Photo/Jae C. Hong)
Foto: Bendera China (AP Photo/Jae C. Hong)

Jakarta, CNBC Indonesia - JPMorgan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China untuk tahun ini dan 2023 seiring dengan dengan pelemahan berkepanjangan di sektor perumahan dan kebangkitan Covid-19 di Negeri Tirai Bambu.

JPM merevisi perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahun 2022 menjadi 3% dari 3,2%. Setali tiga uang, proyeksi pertumbuhan PDB 2023 juga dipangkas dari 5,1% menjadi 4,6%.

Proyeksi itu pun kian jauh dari target yang ditetapkan beijing sebesar 5,5% yang diyakini tercapai pada tahun ini.

"Asumsi dasar kami mengharapkan pergeseran dari kebijakan nol-Covid musim semi mendatang," kata analis JPMorgan, dilansir Reuters, Jumat (2/9/2022).

"Meskipun ini akan membantu menghilangkan ketidakpastian Covid yang dihadapi oleh ekonomi secara permanen, periode transisi dapat mengamati lonjakan infeksi baru, volatilitas sentimen publik, dan hambatan sementara pada kinerja ekonomi."

Sebelumnya, pasar properti dan sektor manufaktur, yang secara gabungan menyumbang setengah dari produk domestik bruto negara itu, dilaporkan kian melemah.

Akibatnya, China harus memperbarui risiko pemulihannya yang sudah terancam oleh gangguan dari pembatasan dan aturan ketat Covid-19 yang meluas.

Hampir 70 kota di China melaporkan penurunan harga rumah baru pada Agustus, terbesar sejak dimulainya pandemi Covid-19, menurut China Index Academy, salah satu perusahaan riset real estat independen terbesar di China, Kamis (1/8/2022).

Secara nasional, penjualan rumah baru berdasarkan luas lantai turun 32% pada Agustus dari tahun sebelumnya, sedikit menyempit dari penurunan 33% pada Juli dan menandai bulan ke-13 penurunan dua digit, menurut sebuah laporan terpisah dari E-house China Research and Development Institution yang berbasis di Shanghai pada Kamis.

Pada hari yang sama, survei sektor swasta menunjukkan aktivitas pabrik China berkontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga bulan pada Agustus di tengah melemahnya permintaan. Sementara kekurangan listrik dan gejolak baru Covid-19 mengganggu produksi.


(luc/luc) Next Article China Beri Sinyal Kurang Sedap Soal Ekonomi, Kenapa Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular