Sri Mulyani Bawa Kabar Baik, Ekonomi RI Strong Lagi

hadijah, CNBC Indonesia
02 September 2022 15:50
Indonesian Finance Minister Sri Mulyani Indrawati answers questions during an interview at the World Bank in Washington, U.S., April 22, 2022. REUTERS/Evelyn Hockstein
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (REUTERS/Evelyn Hockstein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah dihantam pandemi Covid-19 yang membuat Indonesia mencicipi resesi pada 2020, ekonomi Tanah Air telah kembali pulih.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengklaim pemulihan ekonomi Indonesia cukup cepat dan tinggi. Bahkan, menjadi salah satu yang tertinggi di antara negara G20 dan Asean.

Menurutnya, kondisi ini diperkuat dengan berbagai indikator mulai dari pertumbuhan ekonomi hingga angka kemiskinan.

"Tahun 2021, PDB riil Indonesia telah melampaui 1,6% di atas level praprandemi. Di semester pertama tahun 2022 bahkan jauh lebih tinggi lagi, yaitu 7,1%. Ini merupakan posisi tertinggi ketiga di antara negara G20 dan ASEAN-6," tulis Sri Mulyani dalam Instagram resminya @smindrawati, dikutip Jumat (2/9/2022).

Dalam dua kuartal di tahun ini, Indonesia berhasil tumbuh di atas 5%. Kuartal I-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01% (yoy).

Pertumbuhan kuat berlanjut di kuartal II-2022, PDB Indonesia melesat 5,44%. Ke depan, pada kuartal III-2022, Sri Mulyani masih optimistis pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh di atas 5%.

Kemudian, dia membeberkan bahwa pengelolaan fiskal yang dilakukan pemerintah prudent dan hati-hati selama krisis pandemi berlangsung. Alhasil, ini berdampak pada akumulasi defisit fiskal 2020-2021 yang masih tergolong moderat, yaitu 10,7%.

Dia memastikan defisit ini efektif mendorong pemulihan ekonomi. "Dalam 2 tahun telah menghasilkan PDB melampaui masa prapandemi," paparnya.

Buktinya, lanjut Sri Mulyani, rasio utang Indonesia pun berhasil diturunkan kembali 2 tahun setelah pandemi.

Tahun 2021, rasio utang Indonesia mencapai 40,7%, namun pada pertengahan tahun ini sudah turun menjadi 37,91%. Dia menilai sedikit sekali negara yang berhasil menurunkan rasio utang pemerintah di tahun ke-3 setelah pandemi.

Indikator lainnya yang memperkuat pemulihan Indonesia adalah indeks penjualan retail yang tumbuh cukup solid. "Capaian ini menunjukkan momentum pemulihan ekonomi Indonesia masih cukup kuat," tegasnya. Indeks penjualan riil Indonesia kembali tumbuh 8,7% pada Juli 2022.

Tidak hanya itu, purchasing managers' index (PMI) kembali menguat di 51,7% pada bulan Agustus 2022. Sementara konsumsi listrik turut melonjak, khusus sektor bisnis tumbuh 25,9%, untuk industri tumbuh 16,2%.

"Artinya, kegiatan ekonomi dari sisi produksi terus tumbuh," tulis Sri Mulyani dalam postingannya.

Dampak positif dari pemulihan ekonomi ini, Sri Mulyani mengungkapkan angka kemiskinan Indonesia telah menurun dari puncaknya akibat pandemi, yaitu 10,14% pada 2021 ke 9,54% pada 2022.

"Kita juga telah menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, sehingga angka pengangguran mengalami penurunan dari 6,26% pada 2021 ke 5,83% pada 2022," tuturnya.

Menutup tulisannya, dia berharap capaian-capaian positif ini akan terus berlanjut ke depannya. Dia memastikan disiplin konsolidasi fiskal harus tetap dilakukan sehingga tahun 2023 defisit APBN bisa kembali di bawah 3% agar APBN pun tetap terjaga kekuatan dan kesehatannya serta dapat berperan optimal sebagai shock absorber.


(haa/haa) Next Article Sri Mulyani Bawa Kabar Gembira Dari IMF, Indonesia Kebagian?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular