Jokowi Dapat Laporan Menteri Soal BBM Hari Ini! Apa Hasilnya?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
02 September 2022 10:06
Keterangan Pers Presiden Jokowi Terkait BLT BBM, Kepulauan Tanimbar, 2 September 2022. (Tangkapan layar)
Foto: Keterangan Pers Presiden Jokowi Terkait BLT BBM, Kepulauan Tanimbar, 2 September 2022. (Tangkapan layar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi masih dikalkulasi. Hari ini, Jokowi baru akan menerima laporan dari para menteri terkait hal tersebut.

Hal tersebut dikemukakan Jokowi dalam keterangan pers usai menyerahkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM di Kepulauan Tanimbar, Maluku. Jokowi menyebut jajaran menteri baru akan melaporkan hasil hitung-hitungan harga BBM.

"Untuk BBM, semuanya masih dikalkulasi dan hari ini akan disampaikan ke saya mengenai hitung-hitungan dan kalkulasinya," kata Jokowi.

Jokowi berharap penyaluran BLT BBM dapat meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan harga bensin, yang dikhawatirkan akan ikut memicu pergerakan harga barang lainnya.

"Kita serahkan BLT BBM yang diberikan sebesar Rp 600 ribu untuk 4 bulan, jadi diserahkan untuk 2 bulan di depan di Kabupaten Tanibar. Kita harapkan dengan suntikan BLT BBM ini daya beli masyarakat bisa terjaga dengan baik," kata Jokowi.

Sebagai informasi, Kenaikan harga BBM, terutama bensin subsidi memang sudah pasti dilakukan. Pertanyaannya adalah kapan pemerintah akan memutuskan untuk menaikkan harga.

Jika kenaikan harga terus ditunda, maka ekspektasi inflasi akan semakin tinggi. Masyarakt sudah mengetahui harga BBM bakal naik, tinggal urusan waktu. Jadi sudah ada ekspektasi harga-harga barang dan jasa akan ikut naik, meski harga BBM belum naik.

Mengutip hasil Survei Konsumen keluaran Bank Indonesia (BI), responden memperkirakan tekanan inflasi pada September dan Desember 2022 (tiga dan enam bulan yang akan datang) meningkat.

Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) September dan Desember masing-masing tercatat sebesar 137,5 dan 138,5, atau meningkat dibandingkan 127,5 dan 132,1 pada bulan sebelumnya.

Apabila harga BBM belum naik tetapi harga barang dan jasa lain sudah naik karena ekspektasi harga BBM bakal naik, maka itu adalah sebuah kesia-siaan. Inflasi tetap akan tinggi, meski harga BBM belum naik.

Namun, BBM yang belum naik tentu bukan tidak membawa berkah. Inflasi mungkin tetap akan tinggi karena ekspektasi inflasi yang tinggi, tetapi sepertinya tidak setinggi kalau harga BBM benar-benar sudah naik.

Inflasi yang terjaga adalah kunci untuk mempertahankan konsumsi rumah tangga. Jangan lupa, komponen ini adalah penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Saat konsumsi tumbuh, maka ekonomi Indonesia secara keseluruhan tentu akan tumbuh.

Sebagai informasi, sumber CNBC Indonesia yang mengetahui pembahasan kebijakan ini mengatakan bahwa pemerintah akan segera mengumumkan kebijakan kenaikan harga BBM, meskipun tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Kemungkinan tidak pekan ini," kata sumber tersebut saat berbincang dengan CNBC Indonesia.

Sumber tersebut mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan mengambil keputusan secara terburu-buru. Pemerintah, kata dia, baru akan mengeksekusi kenaikan harga BBM setelah sebagian dana bansos sudah tersalurkan.

"Presiden ingin BLT tersalurkan terlebih dahulu sebelum ada kenaikan harga BBM," kata sumber tersebut.

Sumber lainnya yang mengetahui pembahasan kenaikan harga BBM sebelumnya mengatakan pemerintah akan menaikkan harga BBM Pertalite di kisaran Rp 1.000 hingga Rp 2.500 per liter dari harga yang saat ini diberlakukan sebesar Rp 7.650 per liter.

Bukan hanya bensin Pertalite, harga bensin Pertamax juga dikabarkan akan mengalami kenaikan. Adapun saat ini bensin jenis RON 92 itu dipatok di harga Rp 12.500 per liter di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Indonesia.


(cha/cha) Next Article Jokowi Sudah Siapkan Rencana Kenaikan BBM, Simak Bocorannya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular