Harga Barang turun, BI & Ekonom Ramal Deflasi

hadijah, CNBC Indonesia
01 September 2022 08:40
Pedagang memotong cabai merah keritinh yang dijual di kawasan Pasar Pondok Gede, Jakarta, Rabu (29/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pedagang memotong cabai merah keritinh yang dijual di kawasan Pasar Pondok Gede, Jakarta, Rabu (29/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus berpotensi mengalami deflasi tipis seiring dengan turunnya beberapa harga bahan pangan bergejola dan musim panen.

Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Agustus 2022, memperkirakan IHK mengalami deflasi sebesar 0,13% (mtm).

Sejalan dengan survei BI, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi memperkirakan pergerakan IHK pada Agustus akan turun atau mencatatkan deflasi sebesar -0,11% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Jika ramalan ini benar maka ini akan menjadi deflasi pertama sejak Februari 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) baru akan merilis data IHK pada pukul 11.00 WIB, hari ini, Kamis (1/9/2022).

Lebih lanjut, BI mencatat komoditas utama penyumbang deflasi berasal dari volatile food a.l. bawang merah, cabai merah, minyak goreng dan cabai rawit. Di sisi lain, biang kerok inflasi dari harga yang diatur pemerintah, tarif angkutan udara diperkirakan mengalam deflasi sebesar 0,03%.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan deflasi bulanan pada Agustus ini dipicu oleh redanya kenaikan harga pangan.

"Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan turun sebesar -0,12% secara bulanan di 22 Agustus. Deflasi tersebut terutama didorong oleh penurunan harga bahan pangan, khususnya bawang merah, cabai merah, daging ayam, dan minyak goreng," ungkapnya.

Selain itu, dia melihat normalisasi hasil panen dan produksi pangan di tengah kondisi cuaca yang kondusif turut memberikan andil dalam deflasi ini.

Di sisi lain, tarif jasa angkutan udara juga terlihat turun di tengah desakan pemerintah menambah jumlah armada pesawat niaga. Namun, dia memproyeksikan inflasi inti tahunan akan terus menguat seiring dengan membaiknya permintaan dan mobilitas masyarakat.

"Inflasi inti diperkirakan akan terus menguat sejalan dengan akselerasi ekonomi domestik," paparnya. Bank Mandiri memperkirakan inflasi inti pada Agustus ini akan mencapai 2,99%.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memperkirakan IHK pada bulan Agustus akan mengalami deflasi sebesar 0,10% secara bulanan.

"Deflasi pada bulan Agustus cenderung didorong oleh deflasi barang bergejolak, terindikasi dari penurunan harga komoditas pangan seperti bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit, seiring dengan normalisasi sisi supply," ujarnya.

Sementara itu, dari sisi barang yang diatur oleh pemerintah, diperkirakan harga tiket pesawat mulai melandai, seiring dengan harga avtur yang juga diproyeksikan mulai turun.

Senada dengan perkiraan Bank Mandiri, Josua juga melihat inflasi inti meningkat. Dia memperkirakan inflasi inti akan bergerak ke 2,94% secara tahunan.

"Akibat kenaikan ekspektasi inflasi sejalan dengan potensi kenaikan harga BBM serta second round effect dari kenaikan inflasi harga bergejolak dan harga diatur pemerintah," ujarnya.

Namun demikian, dia menilai inflasi inti diperkirakan cenderung terbatasi oleh penurunan harga emas, yang sepanjang bulan Agustus mengalami tren penurunan.


(haa/haa) Next Article Breaking News! BPS: Inflasi Februari 2023 Sebesar 0,16%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular