Olshop Lovers Siap-siap Harga BBM Naik! Segini Perhitungannya

News - Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
31 August 2022 11:15
Pekerja mengemas barang pesanan konsumen saat Harbolnas 2020 di Gudang Ekspedisi Tiki, Fatmawati, Jakarta, Rabu, 11 November 2020. Bisnis logistik juga ikut menangguk untung dalam momen hari belanja online nasional (Harbolnas) 2020. Kepala Gudang Ekspedisi Tiki Eri menuturkan total paket yang dikirim saat Harbolnas bisa mencapai 10 ribu paket, jauh lebih tinggi dari rata-rata harian sebesar 5-7 ribu paket. Foto: Ilustrasi Jasa Pengiriman (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga BBM bersubsidi santer dikabarkan bakal naik, meski hingga saat ini pemerintah belum tegas memutuskan sikap. Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Sugi Pranoto mengatakan, tarik-ulur pemerintah tersebut justru menimbulkan beban lebih besar bagi masyarakat.

Pasalnya, kata dia, wacana kenaikan harga BBM yang simpang siur justru sudah mendongkrak kenaikan harga-harga barang di pasar. Dia meminta, pemerintah tegas menetapkan kebijakan menaikkan harga atau membatasi konsumsi BBM.

"Jangan membuat isu begini, begitu. Harga barang-barang naik, senengnya begitu ngegoreng-goreng begitu. Barang-barang keburu naik karena padahal BBM belum naik, nggak mau turun. Kan risiko masyarakat," kata Sugi kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (31/8/2022).

Dia menjelaskan, setiap kenaikan Rp.1000 harga solar bersubsidi, akan berdampak langsung pada kenaikan tarif logistik sekitar 6-8%.

Dan, setiap kenaikan Rp1.000 harga Pertalite, memicu kenaikan biaya transportasi logistik sekitar 5-6%.

"Semakin jauh jaraknya, semakin besar kenaikannya. Dan, tergantung pada jenis armadanya. Ini adalah efek langsung, besok naik harga, besoknya langsung naik tarif," kata Sugi.

Lonjakan tarif logistik tersebut, katanya, tidak bisa dihindari. Yang paling terkena dampak adalah, lanjut dia, platform belanja online atau e-commerce. Begitu juga, jasa pengiriman barang. Yang mengandalkan peran rantai logistik hingga ke tangan konsumen (last mile delivery).

"Jika biaya logistik naik, tentu harga barang akan naik. Nah, biaya logistik itu sekitar 3-5% porsinya terhadap harga barang. Ini rata-rata ya untuk semua jenis barang, kecuali farmasi," kata Sugi.

"Tapi, jangan lupa, ada efek domino. Memang, peran logistik terhadap harga barang hanya 3-5%. Tapi, untuk menghasilkan barang itu ada rantai pasok yang juga menggunakan logistik. Artinya, ada efek beruntun yang 3-5% tadi. Saling menumpuk," tambahnya.

Karena itu, dia mengusulkan, jika pemerintah masih bisa mempertimbangkan, agar menunda kenaikan harga BBM.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Shell, Vivo dan BP AKR Kompak Turunkan Harga BBM


(dce/dce)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading