Waspada! Angka Kemiskinan Melonjak Gara-Gara Harga BBM

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan pemerintah agar mewaspadai kenaikan angka kemiskinan akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan jika harga BBM naik dan pengaruhnya ke inflasi tinggi, maka kondisi ini akan berdampak pada kemiskinan.
Margo pun meminta agar pemerintah dan semua pihak terkait belajar dari pengalaman penyesuaian harga BBM pada 2005. Dari data BPS, pada Maret 2005, pemerintah menaikkan harga bensin 32,6% dan solar 27,3%.
Kemudian, kenaikan kedua terjadi pada bulan Oktober harga bensin kembali dinaikkan 87,5% dan solar 104,8%, kemudian mendorong naiknya inflasi hingga 11,7%. Akibat penyesuaian harga tersebut, inflasi melesat hingga 17,15%.
BPS mencatat pada 2006, jumlah penduduk miskin di Indonesia naik menjadi 39,30 juta jiwa dari 35,10 juta jiwa tahun sebelumnya. Begitupula dengan tingkat kedalaman kemiskinan, yang naik menjadi 3,43 dari 2,78. Tingkat keparahannya juga naik menjadi 1 pada 2006, dari sebelumnya 0,76 pada 2005.
"Jadi kita sudah cukup bagus menjaga pertumbuhan ekonomi, menurunkan angka kemiskinan di bawah 1 digit, tapi jangan sampai membuat kita lengah tidak bisa mengendalikan harga di masing-masing daerah itu bisa berdampak pada hal yang lebih besar, yaitu tingginya angka kemiskinan," ungkap Margo dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (31/8/2022).
Margo menekankan hal ini harus diwaspadai karena akan berdampak luas di masyarakat. Jelang kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar yang akan diumumkan segera, pemerintah telah menyiapkan anggaran bansos sebesar Rp 24,17 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
Dampak Inflasi Kenaikan Harga BBM Bisa Rendah, Asal...
(haa/haa)