Pak Jokowi, Harga BBM Jadi Naik Nggak? Ada Sinyal Bahaya Nih

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Selasa, 30/08/2022 12:55 WIB
Foto: Ilustrasi warteg di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah diminta segera menegaskan sikap mengenai harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya, wacana kenaikan harga yang terus bergulir dituding telah memicu kenaikan harga-harga barang.

"Pedagang warteg yang seperti Kowantara ini butuh kepastian. Artinya ketika pemerintah mau menaikkan BBM harus ada kepastian, jangan maju mundur. Sementara harga sudah pada naik karena isu BBM akan naik," kata Ketua Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) Mukroni kepada CNBC Indonesia, Selasa (30/8/2022).

"Harga telor, beras sudah naik. Kemakan isu kenaikan harga BBM," kata Mukroni.


Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat, sejumlah harga pangan hari ini, Selasa (30/8/2022 hingga pukul 12.41 WIB) terpantau naik.

Berikut harga rata-rata nasional sejumlah bahan pangan pokok:

- daging sapi kualitas I naik Rp50 jadi Rp137.450 per kg
- cabai merah keriting naik Rp600 jadi Rp62.100 per kg
- beras kualitas bawah I naik Rp50 jadi Rp10.850 per kg
- beras kualitas bawah II naik Rp50 jadi Rp10.550 per kg.

Di Jakarta, Informasi Pangan Jakarta juga mencatat kenaikan sejumlah harga bahan pangan pokok, yaitu:

- beras IR.I (IR 64) naik Rp87 jadi Rp11.464 per kg
- beras IR.II (IR 64) Ramos naik Rp20 jadi Rpo10.657 per kg
- Beras Muncul.I Naik Rp28 jadi Rp12.314 per kg
- cabai rawit merah naik Rp1.543 jadi Rp54.266 per kg
- daging ayam ras naik Rp3 jadi Rp38.581 per ekor
- telur ayam ras 'meledak' Rp6.214 jadi Rp37.300 per kg.

Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Sugi Pranoto mengatakan hal senada.

Menurut Sugi, pemerintah terbukti tidak fokus dalam memutuskan kebijakan mengenai harga BBM.

"Padahal, pemerintah langsung saja larang, mobil ini nggak boleh pakai Pertalite atau solar subsidi. Ini ditunda-tunda, harga barang-barang sudah naik duluan karena isu BBM mau naik. Mendingan langsung saja tegaskan kebijakannya," kata Sugi kepada CNBC Indonesia, Selasa (30/8/2022).

Mukroni menambahkan, kenaikan harga BBM akan mendongkrak kenaikan harga-harga pangan.

"Kami prihatin atas kenaikan harga BBM karena dengan kenaikan harga BBM ini akan mengerek/menaikan harga pangan selanjutnya. Sementara kondisi daya beli rakyat, seperti rakyat bawah ini belum pulih sepenuhnya," kata dia.

Pemerintah sendiri memang sudah mewanti-wanti bakal menggelontorkan lebih banyak bantuan sosial. Meski tidak menyebutkan gelontoran dana tersebut untuk membantu mengatasi kenaikan harga barang konsumsi akibat kenaikan harga BBM.

"Kalau BBM naik, apa solusinya agar rakyat bawah tidak terbebani dengan naiknya barang akibat BBM naik? Jangan malah menambah beban sosial yang lebih berat dari harga menaikkan BBM," kata Mukroni.

"Ya, mudah-mudahan bansosnya tepat sasaran ke yang berhak, itu yang kami harapkan," tambahnya.

Sementara itu, Sugi menambahkan, penundaan keputusan soal harga BBM telah menambah beban bagi masyarakat. Akibat multiefek dari isu kenaikan harga BBM.

"Jangan membuat isu begini, begitu. Harga barang-barang naik, senengnya begitu ngegoreng-goreng  begitu. Barang-barang keburu naik karena padahal BBM belum naik, nggak mau turun. Kan risiko masyarakat," tukas Sugi.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Diramal Kembali Deflasi di Mei 2025