
Terungkap! Harga BBM Naik, Konsumsi Cuma Turun Dikit

Kajian Ekonomi & Keuangan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) berjudul Pengaruh Penyesuaian Harga Jual Bahan Bakar Minyak (BBM) Tehadap Konsumsi BBM dan Inflasi menjelaskan setiap kenaikan harga jual premium sebesar 10% pada 2013 maka secara rata-rata konsumsi premium akan turun sekitar 2,99 % yaitu dari 21.574 ribu KL menjadi 20.927 ribu KL atau menurun sebesar 647 ribu KL.
Penurunan terjadi karena beralihnya penggunaan premium ke BBM jenis lain yang sejenis (substitusi), harga lebih mahal menyebabkan konsumen lebih berhemat, dan berkurangnya penyelewengan dan penyelundupan karena berkurangnya insentif bagi oknum yang terlibat.
Begitu juga sebaliknya dengan solar. Kenaikan harga Solar membuat konsumsinya turun karena beralihnya penggunaan solar ke BBM jenis lain yang sejenis (substitusi) dan harga lebih mahal menyebabkan konsumen lebih berhemat.
Kenaikan harga Solar juga dapat mengurangi penyelewengan penggunaan solar subsidi oleh sektor perkebunan, sektor pertambangan, atau sektor industri, karena disparitas harga solar subsidi dan pertamina dex (solar nonsubsidi) semakin kecil.
Harga BBM kembali menjadi perbincangan nasional menyusul rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM ataupun membatasi konsumsinya. Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Jumat pekan lalu mengatakan kuota Pertalite sebesar 23,05 juta Kl dan Solar sebanyak 15,1 juta KL akan habis pada Oktober jika tidak dilakukan pembatasan.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan menaikkan harga BBM menjadi cara yang paling masuk akal untuk membatasi konsumsi. Logisnya konsumen akan mengurangi konsumsi BBM subsidi jika harganya dinaikkan.
"Konsumen realistis. Kalau harus hemat ya pasti akan berhemat. Yang biasa kemana-mana naik mobil mungkin akan kurangi penggunaannya. Memang akan sangat tergantung pada level kenaikannya tetapi logisnya konsumsi akan turun," tutur Komaidi kepada CNBC Indonesia.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan pemerintah bisa melakukan sejumlah upaya untuk membatasi konsumsi Pertalite dan Solar. Namun, upaya tersebut tidak akan mudah.
"Pemerintah mulai bisa membatasi siapa yang boleh beli BBM subsidi atau meminta Pertamina kalau kuota habis ya BBM jenis subsidi tidak dijual dan hanya menjual BBM non-subsidi," tutur Fabby, kepada CNBC Indonesia.
Upaya lainnya adalah dengan membatasi kendaraan mana saja yang boleh membeli BBM subsidi atau membatasi kuota pembelian per hari. Dalam catatan CNBC, pemerintah beberapa kali mengeluarkan rencana kebijakan untuk menurunkan konsumsi BBM. Namun, beberapa rencana tersebut jalan di tempat.
Pada tahun 2013, misalnya, pemerintah merencanakan sejumlah program untuk menekan konsumsi di tengah lonjakan harga minyak mentah dunia dan lonjakan konsumsi BBM.
Rencana tersebut di antaranya penggalakan pemakaian converter kit sebanyak 2000 konverter kit untuk kendaraan TNI dan pemerintah serta penggunaan teknologi RFID (radio frequency identification).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]