Jokowi Bagikan Bansos Rp24,17 T, Ampuh Tekan Efek Harga BBM?
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan untuk segera menyalurkan tambahan bantalan sosial bagi masyarakat sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM sebesar Rp 24,17 triliun.
Tambahan ini disalurkkan untuk meredam efek samping dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar Subsidi yang akan dieksekusi minggu ini.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David E. Sumual menilai bansos yang digelontorkan pemerintah cukup untuk meredam dampak kenaikan harga BBM di putaran pertama (1st round) dan putaran kedua (2nd round), dimana efeknya ditandai dengan kenaikan harga transportasi dan ongkos produksi manufaktur.
"First round dan second round itu efeknya muncul biasanya empat bulan," papar David kepada CNBC Indonesia, Selasa (30/8/2022).
Dari bansos yang segera digulirkan pemerintah, baik Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT), masa berlakunya mencapai empat bulan. Dengan demikian, dia menilai pemerintah sudah memperhitungkan dengan baik.
Adapun, risiko dampak putaran ketiga (3rd round), yang mencakup kenaikan harga barang dan jasa terkait upah pekerja, dari kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar Subsidi dinilai baru akan terasa pada tahun depan. Efeknya pun tidak signifikan karena dibarengi dengan kenaikan daya beli masyarakat dari pertumbuhan upah.
David memandang subsidi langsung atau direct subsidy menjadi pilihan yang tepat untuk meredam efek kenaikan harga BBM. Seperti diketahui, penyaluran BSU kepada pekerja dilakukan ke masing-masing rekening penerima, sementara BLT bagi keluarga penerima manfaat masih dilakukan melalui pihak ketiga, yaitu PT Pos Indonesia.
"Ke depannya harus ada rekening. Seperti di India, walau keluarga miskin tetapi ada rekening sehingga tidak ada kebocoran," paparnya.
Lebih lanjut, David melihat momentum kenaikan harga BBM di kuartal III sudah tepat. Pasalnya, pada kuartal II atau III, inflasi cenderung datar karena panen raya umumnya terjadi di bulan Agustus dan September. Artinya, ketersediaan pangan cukup bagus jelang kenaikan harga BBM.
(haa/haa)