Kenaikan Tarif Ojol Ditunda, 'Kode Keras' BBM Pertalite Naik?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
29 August 2022 15:05
SPBU Pertamina, Warung Jati (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: SPBU Pertamina, Warung Jati (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) serta penundaan kenaikan tarif ojek online (ojol) kerap kali dihubungkan dengan sinyal kuat kenaikan harga BBM bersubsidi pada September mendatang.

Seperti yang telah diketahui, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan ke level3,75%, setelah 18 bulan bertahan di level 3,5%. Kebijakan ini merupakan langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Ini merupakan langkah yang diambil BI untuk menekan ekspektasi inflasi akibat kenaikan BBM nonsubsidi dan volatile food. Sebagai informasi, inflasi nasional per Juli 2022 sudah mencapai 4,94% year-on-year (yoy), tertinggi sejak 2017.

Ditambah lagi sinyal bahwa Kementerian Perhubungan memastikan tidak jadi menaikkan tarif ojek online (ojol). Sebelumnya dijadwalkan tarif akan naik per Senin hari ini (29/8/2022). Penundaan ini mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada di masyarakat serta agar mendapatkan lebih banyak masukan dan banyak pihak.

Saat ini,pemerintah tengah mengkaji opsi pengendalian subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Salah satu opsi yang mengemuka adalah menaikkan harga, terutama untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar bersubsidi.

Sepanjang periode 2005-2022, diketahui pemerintah telah menaikkan harga BBM bersubsidi sebanyak lima kali yakni dua kali pada 2005, satu kali pada 2008, 2013, dan 2014. Kenaikan harga tersebut menunjukkan pola yang sama yaitu inflasi akan melonjak tajam begitu harga BBM dinaikkan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa subsidi energi yang telah ditambah menjadi Rp 502,4 triliun berisiko kurang seiring dengan kuota Bahan Bakar Mineral (BBM) yang semakin tiris dan tingginya harga minyak.

Sayangnya, pemerintah belum memberikan kepastian kenaikan harga BBM Solar dan Pertalite yang selama ini dinilai sebagai penambah beban subsidi ratusan triliun.

Sementara dari informasi yang diterima oleh CNBC Indonesia, kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar Subsidi ini akan diumumkan pada 31 Agustus ini, dan harga baru kedua BBM tersebut akan berlaku pada 1 September 2022 ini.

Namun sinyal-sinyal kenaikan harga sudah begitu terasa karena baru-baru ini akun linkedIn Kementerian Keuangan memposting terkait harga-harga BBM dan membuka jumlah subsidi yang dikeluarkan pemerintah.

Jenis Bahan Bakar

Harga Seharusnya/ Liter

Harga Jual Ecer/Liter

Selisih Harga

Subsidi

Solar

Rp 13.950

Rp 5.150

Rp 8.800

63,1%

Pertalite

Rp 14.450

Rp 7.650

Rp 6.800

47,1%

Pertamax

Rp 17.300

Rp 12.500

Rp 4.800

27,7%

LPG 3kg

Rp 18.500

Rp 4.250

Rp 14.250

77%

Sumber : Kementerian Keuangan

Total subsidi dan kompensasi berdasarkan Perpres 98/2022 nilainya mencapai Rp 502,4 triliun. Nilai ini naik tiga kali lipat lebih dari subsidi dan kompensasi berdasarkan APBN 2022 awal yang hanya sebesar Rp 152,5 triliun.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Harga Minyak Dunia Kian Meninggi, APBN Tak Sanggup?

Sejalan aktivitas ekonomi yang makin pulih dan mobilitas yang meningkat, kuota volume BBM bersubsidi yang dianggarkan dalam APBN 2022 diperkirakan akan habis pada Oktober 2022. Jika harga BBM & LPG tidak naik atau subsidi tidak dikurangi nilainya mencapai Rp 698 triliun, atau kurang Rp 195,6 triliun dari perkiraan awal.

Mencermati perkembangan terkini, Sri Mulyani mengungkapkan harga minyak mentah masih terus naik akan mencapai US$105/barel pada akhir tahun, lebih tinggi dari asumsi makro pada Perpres 98/2022, yaitu US$100/barel.

Pada Jumat (26/8/2022) harga minyak jenis brent berada di US$ 100,99/barel. Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 93,06/barel.

Oleh karena itu, perhitungan bengkaknya subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar dan Pertalite harus diperhitungkan dan bisa memberikan penjelasan yang komplit mengenai evaluasi dan perubahan yang terjadi dari sisi APBN.

Semakin meningginya harga minyak dunia membuat teka teki persoalan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar kini mulai terkuak. BBM jenis tersebut hampir dipastikan naik pada bulan depan.

Kemungkinan kenaikan harga BBM Pertalite di SPBU Pertamina masih akan berada di bawah Rp 10.000 per liter dengan range kenaikan Rp 1.000 sampai Rp 2.500 dari harga yang saat ini Rp 7.650 per liter.

Namun tidak hanya Pertalite dan Solar, akan tetapi juga Pertamax akan alami kenaikan harga dari yang sekarang dipatok Rp 12.500 per liter. Sementara itu, LPG 3 kg dan tarif listrik dipastikan tidak akan ada kenaikan.

Di sisi lain, Pemerintah juga telah menyiapkan skenario tambahan bantuan sosial (bansos) sebagai imbas dari kebijakan tersebut. Ada yang sifatnya jangka pendek dan jangka menengah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga BBM Pertalite Naik ke Rp 10.000 Idealkah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular