Kenaikan Tarif Ojol Ditunda, 'Kode Keras' BBM Pertalite Naik?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
29 August 2022 15:05
Sub Holding Upstream Pertamina optimistis bakal capai target produksi minyak. (dok. Pertamina)
Foto: Sub Holding Upstream Pertamina optimistis bakal capai target produksi minyak. (dok. Pertamina)

Sejalan aktivitas ekonomi yang makin pulih dan mobilitas yang meningkat, kuota volume BBM bersubsidi yang dianggarkan dalam APBN 2022 diperkirakan akan habis pada Oktober 2022. Jika harga BBM & LPG tidak naik atau subsidi tidak dikurangi nilainya mencapai Rp 698 triliun, atau kurang Rp 195,6 triliun dari perkiraan awal.

Mencermati perkembangan terkini, Sri Mulyani mengungkapkan harga minyak mentah masih terus naik akan mencapai US$105/barel pada akhir tahun, lebih tinggi dari asumsi makro pada Perpres 98/2022, yaitu US$100/barel.

Pada Jumat (26/8/2022) harga minyak jenis brent berada di US$ 100,99/barel. Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 93,06/barel.

Oleh karena itu, perhitungan bengkaknya subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar dan Pertalite harus diperhitungkan dan bisa memberikan penjelasan yang komplit mengenai evaluasi dan perubahan yang terjadi dari sisi APBN.

Semakin meningginya harga minyak dunia membuat teka teki persoalan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar kini mulai terkuak. BBM jenis tersebut hampir dipastikan naik pada bulan depan.

Kemungkinan kenaikan harga BBM Pertalite di SPBU Pertamina masih akan berada di bawah Rp 10.000 per liter dengan range kenaikan Rp 1.000 sampai Rp 2.500 dari harga yang saat ini Rp 7.650 per liter.

Namun tidak hanya Pertalite dan Solar, akan tetapi juga Pertamax akan alami kenaikan harga dari yang sekarang dipatok Rp 12.500 per liter. Sementara itu, LPG 3 kg dan tarif listrik dipastikan tidak akan ada kenaikan.

Di sisi lain, Pemerintah juga telah menyiapkan skenario tambahan bantuan sosial (bansos) sebagai imbas dari kebijakan tersebut. Ada yang sifatnya jangka pendek dan jangka menengah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular