Hitung-hitungan Kenaikan Harga BBM Pertalite, Jadi Berapa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
28 August 2022 11:45
SPBU Pertamina, Warung Jati (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: SPBU Pertamina, Warung Jati (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya Pertalite dan Solar Subsidi. Namun, besaran kenaikannya masih dalam tahap pengkajian. Pertimbangan besarnya supaya tidak mengganggu daya beli masyarakat termasuk inflasi yang tidak terlalu tinggi.

Nah, untuk menjaga daya beli masyarakat, kemungkinan kenaikan harga BBM Pertalite di SPBU Pertamina masih akan berada di bawah Rp 10.000 per liter dengan range kenaikan Rp 1.000 sampai Rp 2.500 dari harga yang saat ini Rp 7.650 per liter.

"Kemungkinan di bawah Rp 10.000/liter," kata sumber CNBC Indonesia yang mengetahui rencana tersebut.

Dari informasi yang diterima juga, pengurangan subsidi ada beberapa alternatif termasuk diantaranya adalah penambahan kuota BBM Pertalite yang saat ini sudah dalam kondisi sekarat.

Secara perhitungan, Sampai pada Juli untuk Pertalite sisa 6,2 juta Kilo Liter (KL) dari kuota 23 juta KL di akhir tahun. Sementara sisa kuota Solar subsidi hingga Juni tinggal 5,01 juta KL dari kota tahun ini sebesar 14,91 juta KL. Adapun kebutuhan untuk Pertalite pada tahun ini diperkirakan mencapai 29 juta KL dan Solar mencapai 17 juta KL.

"Melihat trennya kemungkinan sekitar 5-6 juta KL (penambahannya)," tandas dia.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, subsidi energi yang mencapai Rp 502 triliun di tahun ini yang sudah digelontorkan sudah terlalu besar. Jika ditambah lagi tentu akan membuat APBN menjadi tekor.

Opsi penambahan subsidi energi menurut Susiwijono adalah hal yang tidak mungkin dilakukan, mengingat tahun depan APBN sudah harus kembali defisit di bawah 3%. Oleh karena itu, opsi yang paling memungkinkan adalah dengan menaikkan harga energi di dalam negeri, salah satunya harga BBM Pertalite.



"Supaya gap-nya tidak terlalu tinggi antara harga jualnya, dengan harga keekonomian kan tinggi sekali tuh, dari Rp 7.000 dengan Rp 17.000 (per liter). Solar dari Rp 5.000 dengan Rp 18.000, kan jauh. Kita sedang menghitung apakah perlu opsi kenaikan harga. Kemarin Bu Menkeu (Sri Mulyani Indrawati) sudah menyampaikan," jelas Susiwijono beberapa waktu lalu.

Asumsi harga minyak mentah Indonesia dalam APBN 2022 ditetapkan sebesar US$ 63 per barel sementara harga minyak rata-rata Januari-Juli telah tembus US$ 105 per barel. Adapun, jika harga minyak saat ini berada di level US$ 100 per barel, maka nilai subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah dapat mencapai Rp 500 triliun.

Namun, jika harga minyak berada di level US$ 105 per barel dengan asumsi kurs dollar di APBN rata-rata Rp 14.750 dan kuota Pertalite bertambah menjadi 29 juta Kilo Liter (KL) dari kuota 23 juta KL, maka subsidi yang harus ditanggung pemerintah bisa tembus hingga Rp 600 triliun.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajaran menterinya kerap menggaungkan harga asli bensin Pertalite dan Solar jika tidak ada subsidi dari pemerintah. Namun, ada perbedaan yang cukup signifikkan dari data yang disampaikan.

Saat memberikan pengarahan dalam Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD, Jumat (5/8/2022), Jokowi mengatakan harga murni Pertalite jika tidak disubsidi pemerintah mencapai Rp 17.100 per liter.

"Kalau Pertalite naik Rp 7.650 harga sekarang ini, kemudian naik menjadi, harga yang benar adalah Rp 17.100, demonya berapa bulan? Naik 10% saja demonya dulu 3 bulan. Kalau naik sampa 100% lebih, demonya akan berapa bulan?," kata Jokowi, seperti dikutip Minggu (28/8/2022).

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto justru menyampaikan data yang berbeda dari Jokowi. Airlangga menyebut, harga keekonomian Pertalite saat ini mencapai Rp 13.150 per liter, lebih murah dibandingkan data yang dipaparkan Jokowi.

"[Sementara] harga keekonomian Pertamax Rp 15.150 per liter, namun kita masih memberikan harga eceran Rp 12.500 per liter," kata Airlangga pada 16 Agustus lalu.

Terbaru, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Jumat kemarin menyebut harga Pertalite seharusnya ada di angka Rp 14.450 per liter. Namun, Pertamina masih tetap menjual bensin RON 90 ini di angka Rp 7.650 per liter.

Angka tersebut, didapatkan setelah memperhitungkan asumsi kenaikan harga Indonesian Crude Price (ICP) sebesar Rp 105 dolar AS per barel, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Rp 14.700/US$.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! Pertamina Resmi Turunkan Harga BBM di Bali-Papua Per 1 Oktober

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular