
Harga BBM Pertalite Jika Tak Disubsidi Beda-beda! Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sampai saat ini masih menggodok kebijakan terkait harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Harga bensin subsidi seperti Pertalite dan Solar memang perlu disesuaikan sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia.
Sebagai negara net importir minyak, kenaikan harga minyak akan berdampak langsung pada harga bensin. Apalagi, kini Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus menanggung beban hingga Rp 502 triliun akibat harga bensin subsidi yang dipertahankan agar tidak mengerek inflasi nasional.
Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajaran menterinya kerap menggaungkan harga asli bensin Pertalite dan Solar jika tidak ada subsidi dari pemerintah. Namun, ada perbedaan yang cukup signifikkan dari data yang disampaikan.
Saat memberikan pengarahan dalam Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD, Jumat (5/8/2022), Jokowi mengatakan harga murni Pertalite jika tidak disubsidi pemerintah mencapai Rp 17.100 per liter.
"Kalau Pertalite naik Rp 7.650 harga sekarang ini, kemudian naik menjadi, harga yang benar adalah Rp 17.100, demonya berapa bulan? Naik 10% saja demonya dulu 3 bulan. Kalau naik sampa 100% lebih, demonya akan berapa bulan?," kata Jokowi, seperti dikutip Minggu (28/8/2022).
![]() |
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto justru menyampaikan data yang berbeda dari Jokowi. Airlangga menyebut, harga keekonomian Pertalite saat ini mencapai Rp 13.150 per liter, lebih murah dibandingkan data yang dipaparkan Jokowi.
"[Sementara] harga keekonomian Pertamax Rp 15.150 per liter, namun kita masih memberikan harga eceran Rp 12.500 per liter," kata Airlangga pada 16 Agustus lalu.
Terbaru, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Jumat kemarin menyebut harga Pertalite seharusnya ada di angka Rp 14.450 per liter. Namun, Pertamina masih tetap menjual bensin RON 90 ini di angka Rp 7.650 per liter.
Angka tersebut, didapatkan setelah memperhitungkan asumsi kenaikan harga Indonesian Crude Price (ICP) sebesar Rp 105 dolar AS per barel, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Rp 14.700/US$.
![]() |
Sebagai informasi, setidaknya ada tiga skenario yang sejauh ini masih dalam pertimbangan pemerintah. Mulai dari menaikkan alokasi anggaran subsidi yang berisiko membebani kas negara, mengendalikan volume Pertalite dan Solar, atau jurus terakhir yakni menaikkan harga bensin subsidi.
Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi mengaku tidak akan ragu untuk memutuskan kebijakan harga BBM. Keputusan konkret akan diambil dengan mempertimbangkan kondisi kas keuangan negara.
Hal tersebut dikemukakan Jokowi dalam wawancara eksklusif bersama CNBC Indonesia baru-baru ini. Jokowi menegaskan tidak akan ragu memutuskan kebijakan terkait harga BBM apabila memang itu dibutuhkan.
Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajaran menterinya kerap menggaungkan harga asli bensin Pertalite dan Solar jika tidak ada subsidi dari pemerintah. Namun, ada perbedaan yang cukup signifikkan dari data yang disampaikan.
""Kalau APBN tidak mampu, ya memang harus kita putuskan," tegas Jokowi.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Barang-barang Naik Semua! Apa Aksi Nyata Jokowi?
