Harga Barang-barang Naik Semua! Apa Aksi Nyata Jokowi?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
05 April 2022 16:13
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Candi Borobudur pada Rabu, 30 Maret 2022. (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo saat meninjau Candi Borobudur pada Rabu (30/3/2022) (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyiapkan 'jurus terakhir' dalam menyikapi kenaikan harga barang yang sudah terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Kenaikan harga barang memang tak terelakkan, dipicu oleh beberapa faktor seperti tingginya permintaan serta peperangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang menjadi biang keladi harga komoditas melonjak.

Elpiji hingga bahan bakar minyak (BBM) merupakan komoditas yang mengalami kenaikan harga. Bahan pangan seperti daging sapi, daging ayam, minyak goreng, bawang putih, terigu, hingga mie instan pun mengalami kenaikan.

Jurus pertama yang disiapkan Jokowi dalam menghadapi situasi di atas adalah dengan memberikan bantuan langsung tunai baik itu melalui program kartu sembako maupun Program Keluarga Harapan (PKH).

Bantuan yang dimaksud adalah bantuan langsung tunai minyak goreng sebesar Rp 300 ribu selama tiga bulan. Pemerintah menyebut, bantuan ini akan menyasar 18,8 juta penerima kartu sembako dan 2 juta peserta PKH.

"Arahan dari bapak Presiden, perlindungan sosial perlu terus diperbaiki," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai Sidang Kabinet Paripurna, Selasa (5/4/2022).

Selain itu, pemerintah sendiri akan memberikan program BLT dana desa yang diharapkan pada bulan Ramadan ini bisa dicairkan. Namun, belum diketahui kapan insentif ini akan diberikan.

Pemerintah juga memastikan akan kembali memberikan bantuan subsidi upah (BSU) bagi para pekerja yang bergaji di bawah Rp 3,5 juta. Mereka akan menerima Rp 1 juta dengan sasaran sebanyak 8,8 juta pekerja.

Bahkan, muncul usulan untuk memberikan kembali bantuan presiden usaha mikro (BPUM) dengan nominal Rp 600 ribu per penerima. Adapun bantuan ini ditargetkan akan diberikan kepada 12 juta masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa Jokowi telah menginstruksikan jajarannya untuk mengoptimalkan alokasi dana pemulihan ekonomi nasional.

"Kita masih ada Rp 455 triliun untuk program pemulihan ekonomi. Ini difokuskan ke program seperti labor intensive atau program yang meningkatkan ketahanan dan penciptaan lapangan kerja," tegasnya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menko Airlangga Ungkap 'Obrolan' di Jamuan Makan Siang Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular