
Moderna Gugat Pfizer dan BioNTech, Kenapa Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Moderna mengatakan sedang menggugat pembuat vaksin saingannya Pfizer dan mitra Jermannya BioNTech. Gugatan ini disebabkan pelanggaran paten dalam mengembangkan vaksin Covid-19, Moderna menuduh produsen lain "menyalin" teknologi yang dikembangkan Moderna bertahun-tahun sebelum pandemi.
Tuntutan ini dianggap akan menjadi pertarungan berisiko tinggi padahal masalah utama berbagai belahan dunia adalah melawan Covid-19. "Moderna percaya bahwa vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech Comirnaty melanggar paten yang diajukan Moderna antara 2010 dan 2016 yang mencakup teknologi mRNA dasar Moderna," kata perusahaan biotek yang berbasis di AS itu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Aljazeera, Sabtu (27/8/2022).
Dalam keterangan remisnya, Moderna mengatakan Pfizer dan BioNTech menyalin teknologi ini, tanpa izin Moderna, untuk membuat Comirnaty. Pfizer dan BioNTech mengatakan mereka belum sepenuhnya meninjau keluhan tersebut, tetapi menyatakan terkejut atas litigasi tersebut.
"Vaksin Pfizer/BioNTech Covid-19 didasarkan pada teknologi mRNA milik BioNTech," kata sebuah pernyataan. "Kami akan membela diri dengan penuh semangat terhadap tuduhan gugatan."
Baru berusia satu dekade, Modderna, yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, telah menjadi inovator dalam teknologi vaksin messenger RNA (mRNA) yang memungkinkan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam mengembangkan vaksin COVID-19.
Teknologi mRNA yang digunakan dalam suntikan Moderna dan Pfizer-BioNTech berbeda dari vaksin tradisional, yang mengandalkan suntikan bentuk virus yang lemah atau mati untuk memungkinkan sistem kekebalan mengenalinya dan membangun antibodi.
Sebaliknya, vaksin mRNA memberikan instruksi ke sel untuk membangun bagian protein lonjakan yang tidak berbahaya yang ditemukan di permukaan virus yang menyebabkan COVID-19. Setelah membuat protein lonjakan ini, sel dapat mengenali dan melawan virus asli, yang dipuji sebagai kemajuan besar dalam pengembangan vaksin.
BioNTech yang berbasis di Jerman juga telah bekerja di bidang ini ketika bermitra dengan raksasa farmasi AS Pfizer. Tuntutan hukum ini diprediksi akan memakan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kakek di Jerman Terima 90 Kali Vaksin Covid-19