Internasional

Eks Presiden Rusia: Ukraina Terlambat Membangun Perdamaian

luc, CNBC Indonesia
27 August 2022 06:10
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev
Foto: Sputnik/Ekaterina Shtukina/Pool via REUTERS

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekutu utama Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow tidak akan menghentikan kampanye militernya di Ukraina bahkan jika Kyiv secara resmi mengurungkan niatnya untuk bergabung dengan NATO.

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, juga mengatakan dalam sebuah wawancara televisi Prancis bahwa Rusia siap untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan syarat-syarat tertentu.

Adapun, sebelum dimulainya serangan pada Februari lalu, Moskow menjelaskan bahwa keanggotaan Ukraina di NATO tidak dapat diterima.

"Meninggalkan partisipasinya dalam aliansi Atlantik Utara sekarang penting, tetapi itu sudah tidak cukup untuk membangun perdamaian," kata Medvedev kepada televisi LCI dalam kutipan yang dilaporkan oleh kantor berita Rusia dan diberitakan kembali oleh Reuters, Jumat (26/8/2022).

Rusia, katanya, akan melanjutkan kampanye militernya sampai tujuannya tercapai.

Putin mengatakan dia ingin "mendenazifikasi" Ukraina. Kyiv dan Barat mengatakan ini adalah dalih tak berdasar untuk perang penaklukan.

Rusia dan Ukraina mengadakan beberapa putaran pembicaraan setelah serangan dimulai, tetapi mereka tidak membuat kemajuan dan hanya ada sedikit prospek untuk memulai perundingan kembali.

"Ini (pembicaraan) akan tergantung pada bagaimana peristiwa itu terjadi. Kami sudah siap sebelum bertemu (Zelensky)," kata Medvedev.

Dalam komentarnya, dia juga mengatakan senjata AS yang sudah dipasok ke Ukraina - seperti peluncur roket ganda HIMARS - belum menimbulkan ancaman substansial.

Tapi itu bisa berubah, katanya, jika senjata yang dikirim AS bisa mengenai target pada jarak yang lebih jauh.

"Artinya ketika rudal semacam ini terbang 70 km, itu satu hal," katanya. "Tapi ketika itu 300-400 km, itu lain, sekarang itu akan menjadi ancaman langsung ke wilayah Federasi Rusia."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eks Presiden Rusia: Ukraina Bakal Tunduk dengan Syarat Moskow

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular