
Perang Rusia Membuka Mata, Negara Kaya Banyak Belum "Merdeka"

Korea Selatan
Korea Selatan merupakan konsumen energi terbesar ke-8 di dunia dan merupakan negara miskin energi yang sangat bergantung pada impor energi dari luar negeri. Negara ini mengimpor hampir 93,5% dari konsumsi energi dan sumber daya alamnya.
Pada tahun 2018, Korsel menghabiskan nyaris US$ 100 miliar untuk mengimpor energi dan sumber daya lainnya yang setara lebih dari seperlima dari jumlah total impornya. Akibat ketergantungan tersebut, Korsel rentan terhadap perubahan di pasar energi global, termasuk kenaikan harga dan ketidakseimbangan pasokan-permintaan.
Selain itu, Korea sangat bergantung pada wilayah tertentu untuk impor energi dan sumber daya-nya, termasuk minyak dan gas alam, yang menambah kerentanannya dalam keamanan energinya. Kementerian Luar Negeri Korsel mencatat bahwa negara tersebut mengimpor sekitar 73,5% dari konsumsi minyaknya hanya dari Timur Tengah.
Dalam upaya mengurangi ketergantungan, Korsel telah memprakarsai dialog bilateral/multilateral dengan Amerika Serikat, yang kembali menjadi net eksportir pasca revolusi shale oil.
Singapura
Bukan sebuah rahasia bahwa Singapura merupakan salah satu negara paling tidak mandiri energi. Data World Bank mencatat negara kecil tetangga RI tersebut mengimpor 98% total kebutuhan energinya pada tahun 2014.
Otoritas Pasar Energi (EMA) Singapura mengungkapkan bahwa mayoritas impor energi Singapura adalah dalam bentuk Produk Minyak Bumi atau mencapai 62% dari total pada tahun 2020.
Sama dengan Jepang dan Korsel, Singapura sangat bergantung pada negara Timur Tengah untuk memenuhi pasokan energi domestik. Lebih dari dua pertiga impor minyak mentah Singapura berasal dari Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, dan Kuwait.
Selain dari sektor energi, sejumlah negara maju juga sangat bergantung pada impor bahan pangan. Selama dua dekade terakhir perdagangan agrikultur telah meningkat secara substansial. Salah satu konsekuensinya adalah bahwa hampir 20 persen dari semua kalori yang dikonsumsi di seluruh dunia disediakan oleh makanan yang diperdagangkan.
Data pertemuan G-20 di Argentina tahun 2018 mencatat bahwa lima negara yakni China, Korea, Jepang, Rusia, dan Arab Saudi bertanggung jawab atas sekitar 40% impor bersih pangan. Sementara itu tujuh negara yakni Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Selandia Baru, Thailand, dan Amerika Serikat menyumbang sekitar 55% dari total ekspor bersih makanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/sef)[Gambas:Video CNBC]
