Internasional

Jreng! Ukraina Terancam Diblokir NATO 30 Tahun, Kenapa?

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 August 2022 08:00
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dari Kyiv, Ukraina, pada hari Senin (21/3/2022). (Ukrainian Presidential Press Office via AP) Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dari Kyiv, Ukraina, pada hari Senin (21/3/2022). (Ukrainian Presidential Press Office via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina rupanya akan diblokir Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) selama 30 tahun. Hal ini akan membuat negara itu  tidak dapat bergabung dengan aliansi tersebut.

Ini dikatakan Kanselir Jerman Olaf Scholz, sebagaimana dimuat dalam pemberitaan surat kabar Ukraina, New Voice of Ukraine. Scholz bahkan dilaporkan telah memberikan pesan kepada Presiden Vladimir Putin terkait hal itu, jauh sebelum Rusia menyerang Ukraina.

Scholz meyakinkan Putin bahwa Ukraina tidak akan masuk menjadi anggota NATO. Ini merupakan bentuk dan intensi NATO bahwa aliansi itu bukanlah ancaman bagi Rusia.

"Ini (masuknya Ukraina ke NATO) tidak akan terjadi dalam 30 tahun ke depan," kata Scholz selama negosiasi dengan Putin, dikutip dari Newsweek, Rabu (24/8/2022).

Walau begitu, setelah serangan dilancarkan Putin pada 24 Februari, Scholz mengatakan penentangan keras terhadap Putin. Ia mengatakan bahwa alasan Putin untuk menyerang Ukraina benar-benar tidak masuk akal.

"Mengejar alasan seperti itu (masuk ke NATO) tidak akan membiarkan negara-negara keluar dari perang selama 200 tahun ke depan," kata Scholz seperti dilaporkan Deutsche Welle.

Ia juga menambahkan alasan yang tepat untuk menjelaskan motif Putin adalah niat Rusia untuk mengambil alih Ukraina karena faktor sejarah. Ini juga akan terjadi mungkin ke tetangga lainnya seperti Belarusia.

"Ini adalah perang yang dimulai oleh Putin, Rusia, dan jelas dengan tujuan menaklukkan negara tetangganya. Saya pikir itu adalah tujuan awalnya," ungkapnya.

Putin dan pejabat Rusia lainnya berusaha membenarkan "operasi militer khusus" Kremlin di Ukraina. Mereka mengklaim bahwa Kyiv dipimpin oleh "neo-Nazi" dan perlu didenazifikasi. Pasalnya, Putin mengaku etnis berbahasa Rusia di negara itu mendapatkan persekusi yang didukung rezim.

Sementara itu, di Ukraina sendiri, pemerintah kini tengah siaga 1 serangan Rusia. Padahal Rabu ini bertepatan dengan Hari Kemerdekaan negeri itu dari Uni Soviet.

Ibu kota Kyiv sudah meminta warga tak berkumpul dan mematuhi alarm serangan jika jet tempur Rusia memasuki wilayahnya. Presiden Volodymyr Zelensky menyebut akan ada serangan "menjijikan" dan "brutal".


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Perang Belum Kelar, Sekjen NATO Mau Perpanjang Masa Jabatan


(tfa/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading