Waspada! PBB Warning Bahaya di Titik Maksimum, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memberi peringatan ke Rusia dan Ukraina. Ia meminta kedua negara mengakhiri "pergolakan pedang nuklir" di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar Eropa, Zaporizhzhia.
Menurutnya, dunia sedang menghadapi jurang yang sangat berbahaya karena adanya pertempuran di sekitar PLTN yang berada di Ukraina selatan tersebut. Perang kedua negara di wilayah itu harus segera dihentikan.
"'Pertarungan pedang nuklir' harus dihentikan," kata Guterres dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan dengan para duta besar di Dewan Keamanan PBB, melansir AFP, Rabu (24/8/2022).
"Ini adalah momen bahaya maksimum bagi dunia kita ... Masa depan umat manusia ada di tangan kita."
Guterres juga menyatakan bahwa bahwa konflik harus ditempatkan dengan diplomasi dan dialog. Ini penting untuk menyelamatkan generasi penerus dari bencana perang.
"Datang ke meja perundingan untuk meredakan ketegangan dan mengakhiri perlombaan senjata nuklir, sekali dan untuk selamanya," tambahnya lagi.
Pasukan Rusia sendiri telah menduduki PLTN Zaporizhzhia sejak Maret. Meski begitu, staff dari Ukraina yang masih terus bekerja dan mengoperasikan PLTN dalam suasana teror.
Sejak diduduki Rusia, PLTN Zaporizhzhia rentan ditembaki dan terkena tembakan. Sehingga menyebabkan salah satu reaktor ditutup dan menciptakan risiko bencana nuklir yang sangat nyata.
Perusahaan tenaga nuklir Ukraina, Energoatom, bahkan mengatakan serangan itu telah merusak kabel listrik dan memaksa salah satu reaktor berhenti bekerja. Di sana ada risiko kebocoran hidrogen dan zat radioaktif serta tingginya kebakaran.
Kyiv sebelumnya menuduh pasukan Rusia menyimpan senjata berat di pabrik tersebut, yang mereka sita pada Maret dan terus diduduki. Sementara Moskow menuduh pasukan Ukraina menargetkannya.
(tfa/sef)