Bank di Indonesia Masih Untung Besar

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
23 August 2022 20:54
Jangan Bingung! Begini Penampakan Rupiah Versi Terbaru
Foto: Infografis/Jangan Bingung! Begini Penampakan Rupiah Versi Terbaru/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan net interest margin (NIM) alias pendapatan bunga perbankan di Indonesia saat ini masih tinggi.

Rasio NIM diperoleh dengan membagi antara pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aktiva produktif. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menjelaskan, meskipun rasio NIM perbankan nasional masih tinggi, namun suku bunga kredit di perbankan sudah mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari pelaporan perbankan atas kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) kepada BI.

"NIM (pada perbankan Indonesia) masih cukup tinggi. Tapi, memang kita juga sudah keluarkan kebijakan, jika bank harus melaporkan SBDK mereka," jelas Destry dalam konferensi pers, Selasa (23/8/2022).



Kendati demikian, kata Destry suku bunga kredit di bank digital masih lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. "Beberapa bank, khususnya digital relatif lebih tinggi dibandingkan konvensional. Pertumbuhan kredit sejauh ini masih tinggi, bahkan pada Juli di atas 10%," kata Destry melanjutkan.

BI mencatat pertumbuhan kredit pada Juli 2022 tercatat sebesar 10,71% (yoy), ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada sebagian besar sektor ekonomi.

Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 15,2% (yoy) pada Juli 2022.

Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi didukung oleh standar penyaluran kredit perbankan yang tetap longgar, terutama di sektor industri, pertanian dan perdagangan seiring membaiknya appetite penyaluran kredit.

Suku bunga perbankan masih dalam tren menurun, meski dengan besaran yang semakin terbatas. Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 54 bps sejak Juli 2021 menjadi 2,89% pada Juli 2022. Di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 53 bps pada periode yang sama menjadi 8,94%.



Dari sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi yang terus berlanjut, tercermin dari tingkat penjualan dan belanja modal yang tetap tumbuh tinggi, terutama di sektor pertanian, pertambangan, industri, dan perdagangan.

Konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan optimisme konsumen juga mendukung peningkatan permintaan kredit perbankan. Pada segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM tercatat sebesar 18,08% (yoy) pada Juli 2022, terutama didukung oleh segmen mikro dan kecil.

Adapun, merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per April 2022, disebutkan NIM perbankan mencapai 4,63%, dengan rata-rata total aset produktif mencapai Rp 9.722,6 triliun.

Realisasi NIM pada April 2022 tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode pada akhir 2021 yang mencapai 4,51% dengan rata-rata total aset produktif sebesar Rp 9.710,1 triliun.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Barclays Diramal Merugi Rp 8,4 Triliun, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular