Internasional

Alasan Negara-Negara Arab "Tak Lawan" Israel Demi Palestina

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 23/08/2022 16:30 WIB
Foto: Bentrok di Masjid Al Aqsa. (AP/Maya Alleruzzo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik Israel dan Palestina tidak pernah usai. Hingga saat ini, masih banyak warga sipil Palestina yang harus merasakan kekejaman serta diskriminasi dari pihak Yerusalem.

Konflik antara Israel dan Palestina dimulai sejak akhir abad ke-19. Namun Yerusalem berhasil membangun negara dan mencaplok wilayah Palestina lewat Perang Enam Hari yang berlangsung pada 5-10 Juni 1967 silam.

Perang Enam Hari atau disebut Musibah Kemunduran, merupakan perang antara Israel dan tiga negara Arab tetangganya yakni Mesir, Yordania, dan Suriah. Perang ini terjadi karena perebutan wilayah dan teritori.


Lewat perang ini, Israel sukses merebut Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir. Israel juga merebut wilayah Tepi Barat (termasuk Yerusalem Timur) dari Yordania, dan Dataran Tinggi Golan dari Suriah.

Meski begitu, selama ini, konflik antara Israel dan Palestina dianggap jika akarnya adalah masalah agama. Jika benar, mengapa negara-negara Arab yang mayoritas Muslim tidak membantu Palestina?

Rupanya jawabannya cukup beragam. Negara-negara Arab sendiri diketahui tidak bisa bersatu dan terbagi atas beberapa bagian sehingga tak muncul kesepakatan konkrit untuk membantu Palestina menghadapi Israel.

Sebagian negara di Arab mengatakan serangan terhadap Israel bisa memperburuk keadaan saat ini. Namun ada juga alasan lain: takut akan kekuatan sekutu Israel, yakni Amerika Serikat (AS).

"Saya belum melihat negara Arab mana pun yang tidak menyatakan dukungan untuk Palestina pada tingkat retoris, dan akan sangat sulit bagi mereka untuk mengatakan sebaliknya," kata H.A. Hellyer, seorang sarjana politik Timur Tengah di Carnegie Endowment di Washington.

"Tapi apa yang mereka lakukan sangat berbeda," tambahnya, melansir New York Times, Selasa (23/8/2022).

Diketahui negara-negara Arab mulai menormalisasi hubungan dengan Israel dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2020, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) mulai membuka hubungan dengan Israel.

Meski tak berhubungan dengan Yerusalem, Arab Saudi, negara yang paling berpengaruh di Timur Tengah, disebut-sebut "memberikan" restu pada keputusan kedua negara tetangganya tersebut.

Langkah dua negara itu juga diikuti Sudan dan Maroko. Meski dikecam Palestina karena berdamai dengan Israel, negara-negara tersebut menyebut langkah tersebut menguntungkan.

Meski begitu, Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz Al Saud, juga mengecam tindakan Israel di Yerusalem dan tindakan kekerasan kepada rakyat Palestina.

Melansir Saudi Gazette, Raja Salman menegaskan Arab Saudi mendukung rakyat Palestina dalam mengejar hak-haknya. Namun sayangnya belum ada solusi pasti yang disebutkan terkait penyelesaian konflik yang kini makin memanas.

Hingga kini serangan Israel ke Palestina masih terjadi. Awal Agustus, pasukan Israel menggempur sasaran Palestina sepanjang akhir pekan, memicu serangan roket terhadap kota-kotanya. Akibatnya puluhan warga Palestina dilaporkan tewas.

Ini terjadi sebelum Israel dan kelompok milisi Palestina mengumumkan gencatan senjata pada bulan yang sama. Hal tersebut sedikit memunculkan harapan untuk mengakhiri gejolak paling serius di perbatasan Gaza dalam lebih dari setahun terakhir.


(tfa/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kejam! Israel Tembaki Warga Gaza Saat Antre Bantuan, 30 Tewas