Internasional

Tiba-tiba Arab dan Israel Ketemu "4 Mata", Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
28 March 2022 09:00
Presiden Israel Isaac Herzog dan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, berjabat tangan saat bertemu di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu (30/1/2022). (Amos Ben-Gershom/Government Press Office (GPO)/Handout via REUTERS)
Foto: Presiden Israel Isaac Herzog dan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, berjabat tangan saat bertemu di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu (30/1/2022). (Amos Ben-Gershom/Government Press Office (GPO)/Handout via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa negara Arab bertemu "empat mata" dengan Israel, Minggu, (27/3/2022). Pertemuan itu diadakan di Tel Aviv dan dihadiri langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken.

Agenda pertemuan adalah meyakinkan Uni Emirat Arab (UEA), Maroko, dan Bahrain bahwa kesepakatan nuklir dengan Iran tidak akan menjadi ancaman besar bagi negara-negara itu. Sebagaimana diketahui AS tengah bernegosiasi dengan Teheran untuk menghidupkan kembali perjanjian JCPOA, yang membatasi nuklir Iran dengan iming-iming penghapusan sanksi Barat.

"Mengembalikan kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) adalah cara terbaik untuk mengembalikan program nuklir Iran ke dalam kotaknya", kata Blinken yang juga ditemani oleh Perdana Menteri Israel Yair Lapid, tulis Reuters.

"Tetapi apakah itu terjadi atau tidak, komitmen kami terhadap prinsip inti Iran yang tidak pernah memperoleh senjata nuklir tidak tergoyahkan."

Meski begitu, di sisi lain Lapid mengungkapkan bahwa kesepakatan nuklir dengan Iran tidak akan mengikat Israel. Ia juga berharap Washington "akan mendengar suara-suara prihatin dari kawasan, Israel dan lainnya".

AS sendiri saat ini sedang melakukan finalisasi aktivasi kembali kesepakatan nuklir dengan Iran. Finalisasi ini juga didorong oleh sanksinya atas Rusia yang membuat pasokan energi dunia terganggu, sehingga diperlukan arus minyak dari Negeri Persia.

Sementara itu, dalam pertemuan yang sama, Blinken mengatakan pertemuan ini juga diharapkan dapat menjadi pencerahan bagi negara-negara Arab lainnya untuk membuka hubungan diplomasi dengan Israel. Sebelumnya di era manina presiden Donald Trump, AS membuat "Perjanjian Abraham" yang membuat sejumlah negara Arab membuka hubungan dengan Israel.

"Normalisasi menjadi normal baru di kawasan itu, kami berharap untuk membawa negara lain masuk," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Minggir Dulu, Klinik Kesuburan Laku Keras di Palestina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular