
China dan Arab Minta Beras dari RI, Jokowi Menolak!

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan, Indonesia belum akan membuka keran ekspor untuk beras. Meski Indonesia sudah mengantongi predikat swasembada beras dari IRRI.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan arahan saat perayaan HUT RI ke-77 dengan tema 'Ekonomi Kuat, Rakyat Sejahtera' yang digelar Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia di Anjungan Riau, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Selasa (23/8/2022).
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya merilis, hasil Survei Cadangan Beras Nasional tahun 2022. Hasil survei menunjukkan, per akhir Juni 2022, tercatat stok beras di Indonesia mencapai 9,71 juta ton.
Sebaran stok beras nasional per akhir Juni 2022 adalah sebanyak 67,94% ada di rumah tangga, sebanyak 11,40% lainnya ada di Bulog. Sedangkan, di penggilingan ada 7,15% dan pedagang ada 10,67%. Proporsi stok beras di rumah tangga dan Bulog cenderung meningkat selama Maret-Juni 2022.
"China minta beras 2,5 juta ton. Dari Saudi minta sebulan 100 ribu ton beras. Saat ini kita belum berani. Tapi begitu produksinya melompat karena bapak ibu terjun ke situ bisa saja melimpah dan bisa kita ekspor. Dengan harga yang sangat feasible, harga sangat baik," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, efek domino perang Rusia-Ukraina yang salah satunya telah mengganggu rantai pasok gandum dunia. Dan memicu efek domino hingga lonjakan harga-harga pangan dan komoditas.
Kondisi itu, diperparah aksi berbagai negara yang melakukan pembatasan bahkan pelarangan ekspor.
Awalnya, kata Jokowi, hanya ada 6 negara yang membatasi ekspor, namun kini sudah berkembang menjadi 23 negara.
Indonesia sendiri, kata dia, harus bersyukur telah mampu menjaga ketahanan pangan dengan baik dan swasembada beras selama 3 tahun. Sebagaimana telah diakui oleh IRRI.
"Negara lain kekurangan kita justru dinyatakan swasembada beras dan sistem ketahanan pangan kita baik," kata Jokowi.
Karena itu, lanjutnya, sekarang adalah saatnya untuk optimis, bukan pesimis. Dengan memanfaatkan peluang.
"Dalam kondisi sesulit apa pun pasti ada peluang.Dan yang bisa memakai peluang itu adalah entrepreneur, wirausahawan, bapak ibu sekalian, nggak ada yang lain. Pelaungnya apa? Ada krisis pangan berarti peluangnya ada di pangan. Jualan pangan itu paling cepat sekali," pungkas Jokowi.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Swasembada Beras RI Diakui Internasional, Bulog Mau Ekspor