
BBM Naik: Tarif Angkot, Beras, Sampai Gula Bakal Makin Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah mengkaji opsi pengendalian subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Salah satu opsi yang mengemuka adalah menaikkan harga, terutama untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar bersubsidi.
Sepanjang 2005-2022, pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sebanyak lima kali yakni dua kali pada 2005, satu kali pada 2008, 2013, dan 2014. Kenaikan harga tersebut menunjukkan pola yang sama yaitu inflasi akan melonjak tajam begitu harga BBM dinaikkan.
Inflasi dampak lanjutan (second round effect) kerap kali lebih besar dibandingkan dampak pertama (first round effect). Pola tahunan juga menunjukkan sejumlah barang dan jasa juga akan selalu mengalami lonjakan harga, terutama tarif angkutan.
Per 1 Maret 2005, pemerintah menaikkan harga BBM subsidi rata-rata sebesar Rp 29% untuk menekan beban anggaran yang semakin bengkak. Pada periode tersebut Premium merupakan BBM yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia.
Harga Premium dinaikkan 32,6% dari Rp 1.810 menjadi Rp 2.400 per liter. Solar yang banyak digunakan untuk sektor transportasi dinaikkan 27% menjadi Rp 2.100 per liter dari Rp 1.650 per liter.
Setelah kenaikan pada awal bulan, inflasi Maret menembus 1,91% (month to month/mtm) tetapi melandai menjadi 0,34% pada April.
Pada 1 Oktober 2005, pemerintah kembali menaikkan harga BBM rata-rata hingga 114%. Harga Premium naik 87% dari Rp 2.400 menjadi Rp 4.500 per liter. Harga solar naik 105% menjadi Rp 4.300/liter. Inflasi Oktober 2005 mencapai 8,7% mtm) kemudian melandai menjadi 1,31% pada November 2005.
![]() Dampak Kenaikan Harga BBM 2005 |
Angkutan dalam kota mengalami dampak terparah dengan menyumbang inflasi sebesar 0,69% pada kenaikan Maret dan 1,84% pada kenaikan Oktober 2005. Tarif taksi juga menyumbang inflasi cukup besar, masing masing 0,0008% pada kenaikan Maret dan 0,03% pada kenaikan Oktober 2005.
Hasil simulasi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) berjudul Dampak Kenaikan BBM 2005 terhadap Kemiskinan menunjukkan dampak inflasi dari kenaikan BBM tidak hanya menyentuh sektor transportasi.
Kenaikan harga BBM juga berdampak kepada harga padi, sayuran, hasil ternak, perikanan laut, gula, beras, pupuk, pertambangan, industri baja, listrik, gas, air bersih, konstruksi, perdagangan, restoran, hotel, angkutan kereta api, angkutan darat, pelayaran, angkutan air, angkutan udara, komunikasi, hingga keuangan.
![]() Dampak Kenaikan Harga BBM 2005 |
Lonjakan harga minyak mentah dunia memaksa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga BBM pada 24 Mei 2008 di mana rata-rata kenaikan mencapai 28%.
Harga Premium dinaikkan menjadi menjadi Rp 6.000 per liter dan solar menjadi Rp 5.500 per liter. Inflasi Indonesia pada Mei tercatat 1,41% (mtm) dan meningkat menjadi 2,46% pada Juni.
Merujuk pada Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2008, dampak kenaikan minyak juga diperparah oleh terjadinya kelangkaan pasokan komoditas terkait seperti minyak tanah dan LPG di beberapa daerah.
Kenaikan harga BBM juga mempengaruhi kenaikan tarif angkutan sebesar 0,82% (second round effect).
![]() Dampak Kenaikan Harga BBM 2008 |
Tarif angkutan dalam kota menjadi sektor dengan dampak terbesar dari kenaikan BBM. Sektor tersebut menyumbang inflasi sebesar 0,68% disusul dengan tarif angkutan antar kota dengan sumbangan inflasi mencapai 0,10%, tarif angkutan udara (0,04%), dan tarif taksi (0,01%).
Kajian Badan Pusat Statistik dengan judul Dampak Kenaikan Harga BBM dan Elastisitas Konsumsi BBM Sektor Angkutan menunjukan kenaikan harga BBM pada 2008 juga berdampak ke banyak sektor. Industri Makanan mengalami kenaikan harga total sebesar 2,3%, industri minuman sebesar 2,32%, industri rokok sebesar 5,02%.
Pada tanggal 22 Juni 2013, pemerintah menaikkan harga premium sebesar Rp2.000 per liter dari Rp4.500 per liter menjadi Rp6.500 per liter, dan harga solar sebesar Rp1.000 per liter dari Rp4.500 menjadi Rp5.500 per liter.
Inflasi Juni 2013 mencapai 1,02% (mtm) sementra inflasi Juli mencapai 3,29%.
![]() Dampak Kenaikan Harga BBM 2008 |
Data BPS juga menunjukkan tarif angkutan dalam negeri secara rata-rata meningkat 31,5% sehingga menyumbang kenaikan inflasi Indeks Harga Konsumen tahun 2013 sebesar 0,75%. Tarif angkutan udara menyumbang inflasi sebesar 0,18%, dan bahan bakar rumah tangga menyumang inflasi sebesar 0,16%.
Sebulan setelah dilantik, Presiden Joko Widodo langsung menaikkan harga BBM subsidi pada 18 November 2014. Harga BBM rata-rata dinaikkan 33,57%.
Harga bensin premium dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp8.500 per liter dan minyak solar dari Rp 5.500 per liter menjadi Rp 7.500 per liter. Pada November 2014, inflasi tercatat 1,50% sementara pada Desember menyentuh 2,46%.
Menyusul kenaikan harga BBM, tarif angkutan dalam kota menyesuaikan tarif sebesar 15 - 33%. Pada 2014, tarif angkutan dalam kota yang menyumbang inflasi sebesar 0,63%, tarif angkutan udara sebesar 0,22%, dan tarif angkutan antar kota sebesar 0,14%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BBM RI Dibilang Termahal Se-Asean, Ini Faktanya!