
Duh, Investasi di Blok Masela Bakal Bengkak Jadi Rp19,38 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memprediksi akan ada tambahan biaya investasi hingga sebesar US$ 1,3 Miliar atau Rp 19,38 triliun (kurs Rp 14.912/US$) dalam pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela.
Hal tersebut menyusul adanya penambahan fasilitas Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS) untuk proyek tersebut. "Kemarin mereka (Inpex) sudah selesai studi, ini diperkirakan bisa sampai US$ 1,2 sampai US$ 1,3 miliar," ujar Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (22/8/2022).
Sebelumnya, Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman membeberkan, Shell masih kesulitan dalam mencari investor pengganti dirinya di Blok Masela. Pasalnya, aset Blok Masela dianggap kurang kompetitif.
"Asetnya dianggap tidak kompetitif, karena adanya syarat green energy sekarang ini," ujar Fatar kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/12/2021).
Adapun sebagai syarat green energy, rencana pengembangan atau PoD di Blok Masela harus memasukkan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau akrab disapa CCUS. "Kalau kita baca secara tidak langsung kan menjadi syarat," kata dia.
Sayangnya Fatar tidak menjelaskan secara detail aset-aset apa saja yang dianggap tidak kompetitif dan tidak masuk kriteria green energy. Namun selain itu, sejak proyek LNG Masela pindah dari laut ke darat juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan proyek ini tidak kompetitif.
"Inpex juga melihat LNG ke depannya tidak kompetitif. Jadi produk LNG-nya juga mesti green. Makanya mereka mengajukan CCS/CCUS itu untuk revisi PoD," ungkap Fatar Yani.
Untuk diketahui, pada tahun lalu Shell memutuskan untuk hengkang dari proyek gas Lapangan Abadi Masela. Namun, hengkangnya Shell belum bisa terlaksana lantaran belum ada investor yang tertarik mengambil hak partisipasi Shell. Saat ini Shell adalah pemilik hak partisipasi di Blok Masela sebesar 35%. Sisanya 65% dimiliki oleh Inpex Masela.
Adapun Lapangan Abadi ini memiliki nilai investasi senilai US$ 19,8 miliar, yang ditargetkan dapat memproduksi sebanyak 1.600 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 mmscfd serta 35.000 barel minyak per hari. Proyek ini diharapkan bisa beroperasi pada kuartal kedua 2027.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 49 Kontrak Migas Bakal Diputus Negara, Ternyata Ini Alasannya