Subsidi Solar Ditambah pada 2023, Pertalite Nasibnya Gimana?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyisipkan rencana penambahan subsidi solar menjadi Rp1.000 per liter dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2023.
Dalam Buku Nota Keuangan dan RAPBN 2023 yang dirilis Selasa (16/8/2022), pemerintah mengungkapkan bahwa subsidi solar akan ditambah menjadi Rp1.000 per liter dari Rp500 per liter pada tahun ini. Besaran ini sama dengan subsidi pada 2020. Namun, besaran lebih rendah dari subsidi pada 2018 dan 2019.
Adapun, kuota BBM jenis solar pada tahun depan ditetapkan sebesar 17,0 juta kilo liter. Kuota penyaluran ini naik dibandingkan 15,1 juta kilo liter pada 2022. Dari Pemerintah menyiapkan anggaran subsidi BBM jenis tertentu, termasuk solar, sebesar Rp20,9 triliun pada tahun depan. Jumlahnya naik 43,15% dari Rp14,6 triliun tahun ini.
Lalu, bagaimana nasib Pertalite?
Pemerintah hingga saat ini belum menyampaikan rencana untuk memberikan subsidi ataupun kompensasi terhadap Pertalite tahun depan. Bahkan, rencana subsidi atau kompensasi BBM jenis Pertalite ini tidak dicantumkan ke dalam RAPBN 2023.
Saat ini, santer beredar kabar bahwa pemerintah akan menaikkan harga Pertalite menjadi Rp10.000 per liter. Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan pemerintah masih menghitung beberapa skenario penyesuaian subsidi dan kompensasi energi dengan memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat.
Menko Luhut melanjutkan, pemerintah akan memperhitungkan rencana ini dengan sangat berhati-hati.
"Perubahan kebijakan subsidi dan kompensasi energi nantinya perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti tingkat inflasi, kondisi fiskal, dan juga pemulihan ekonomi," ungkapnya dalam keterangan resmi, Minggu (21/8/2022).
Sampai pada Juli 2022, konsumsi Pertalite sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) telah mencapai 16,8 juta kilo liter (KL), sementara total kuota dipatok 23 juta KL hingga akhir tahun. Artinya, kuota tahun ini hanya tersisa 6,2 juta KL.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengungkapkan pemerintah memiliki opsi kenaikan harga Pertalite menjadi Rp10.000 per liter dan solar subsidi menjadi Rp8.000 per liter. Dengan hitungan ini, dia yakin efek terhadap inflasi tidak akan signifikan.
"Kenaikan harga di angka tersebut tidak akan mengerek inflasi sebesar 1% sehingga tidak terlalu tinggi inflasi secara keseluruhan," paparnya.
(haa/mij)