Internasional

Jangan Kaget, Tetangga RI Ini Pusat "Crazy Rich" Dunia 2030

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 August 2022 11:05
Warga yang memakai masker wajah melewati cakrawala kota selama wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Singapura. (REUTERS/EDGAR SU)
Foto: Warga yang memakai masker wajah melewati cakrawala kota selama wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Singapura. (REUTERS/EDGAR SU)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam delapan tahun ke depan, jumlah populasi orang kaya di Singapura akan lebih banyak daripada Amerika Serikat (AS), China atau negara ekonomi lainnya di kawasan Asia-Pasifik. Ini diutarakan HSBC melalui laporan terbarunya, dikutip Senin (22/8/2022). 

Kenaikan crazy rich di negara tetangga RI ini akan 13,4% pada 2030. Singapura sebelumnya mencatat 7,5% dari populasi orang dewasa memiliki kekayaan setidaknya US$ 1 juta atau setara Rp14,8 miliar pada tahun 2021.

Australia yang mendominasi saat ini di kawasan Asia Pasifik, akan bergeser ke posisi kedua. Pada 2030, Australia sendiri akan turun ke posisi kedua dengan 12,5%.

Pada tahun itu, Hong Kong akan mencatat 11,1% miliuner di populasinya. Sementara Amerika Serikat (AS) 9%, lalu Jepang 7,2% dan China 4,4%.

"Bagian penduduk Singapura dengan kekayaan setidaknya US$250.000 akan meningkat menjadi 67% pada tahun 2030," tulis Strait Times mengutip Bloomberg mengutip laporan berjudul The Rise Of Asian Wealth tersebut.

Lebih lanjut dikatakan, pertumbuhan jutawan di Asia-Pasifik masih akan berlanjut hingga 2035. Tiga proyeksi teratas adalah Singapura 17%,  15,1% Australia dan Hong Kong 14,6%.

Sebelumnya, untuk mengukur kekayaan para jutawan, HSBC menggunakan uang tunai di bank dan investasi di sekuritas seperti saham dan obligasi. Ini juga memperhitungkan kepemilikan real estat, yang mencakup properti yang ditempati pemilik, setelah dikurangi jumlah hipotek yang belum dibayar.

Laporan ini juga melihat populasi penduduk yang terdiri dari warga negara dan penduduk tetap.

Kepala ekonom HSBC Asia, Frederic Neumann, mengatakan kumpulan tabungan lokal yang semakin dalam di seluruh kawasan memberikan ukuran ketahanan terhadap pasar keuangan global dan kesulitan dari kenaikan inflasi serta perlambatan pertumbuhan.

"Sebuah laporan tentang pertumbuhan kekayaan Asia juga menyoroti sumber daya masyarakat yang pada akhirnya tersedia untuk mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan," katanya dalam laporan itu.

"Bagaimanapun, kawasan ini hampir tidak kekurangan modal, bahkan jika ini tidak merata, baik di antara dan di dalam ekonomi," tambahnya.

Neumann mencatat kekayaan finansial di Asia mulai melebihi di AS setelah 2008 dengan dimulainya krisis keuangan global, bencana ekonomi terburuk yang melanda AS sejak Depresi Hebat. Kekayaan keuangan Asia mencapai hanya sedikit dari US$140 triliun pada tahun 2021, jauh di atas US$120 triliun di AS.

"Jumlah jutawan di Asia, tidak termasuk Jepang, diproyeksikan melonjak dari sekitar 30 juta saat ini menjadi lebih dari 76 juta pada akhir dekade ini," kata Neumann.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Tarik Kecap-Saus ABC Buatan RI, Begini Faktanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular