Internasional

Rusia Diminta Tinggalkan PLTN Zaporizhzhia, Ada Bahaya Besar!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Minggu, 21/08/2022 15:30 WIB
Foto: Reaktor Nuklir (Image by Ben Kerckx from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan adanya potensi kerusakan di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina. Saat ini PLTN terbesar di Eropa itu tengah diduduki pasukan Rusia.

Guterres mengaku sangat prihatin dengan situasi di sekitar fasilitas yang telah mengalami penembakan berulang dalam beberapa pekan terakhir.

"Peralatan dan personel militer harus ditarik dari pabrik. Penyebaran lebih lanjut pasukan atau peralatan ke situs harus dihindari. Daerah itu perlu didemiliterisasi," kata Guterres, melansir Aljazeera, Minggu (21/8/2022).


"Kita harus mengatakannya seperti itu, potensi kerusakan pada Zaporizhzhia adalah bunuh diri," tambahnya.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu untuk menangani kekhawatiran akan bencana nuklir atas penembakan berulang-ulang di situs pembangkit tersebut.

Setelah pertemuan itu, Zelensky mengatakan dia telah menyetujui parameter misi potensial ke Zaporizhzhia oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan meminta seruan Guterres untuk demiliterisasi.

"Hanya transparansi mutlak dan kontrol situasi oleh IAEA, di antara badan-badan lain, yang dapat menjamin keselamatan nuklir," kata Zelensky.

Rusia sebelumnya menolak seruan internasional untuk zona demiliterisasi di fasilitas itu, yang direbut oleh pasukan Rusia di awal perang tetapi terus dioperasikan oleh warga sipil Ukraina.

Kekhawatiran meningkat pada Kamis, ketika pihak berwenang Rusia dan Ukraina saling menuduh merencanakan untuk menyerang situs tersebut dan kemudian menyalahkan pihak lain.

Kyiv dan Moskow telah bertukar tuduhan tentang beberapa insiden penembakan baru-baru ini di Zaporizhzhia. Sementara Kepala IAEA Rafael Mariano Grossi telah berulang kali meminta Moskow dan Kyiv untuk bekerja sama agar memungkinkan agensinya menilai keamanan pabrik.


(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS-Rusia Pimpin Nuklir Dunia, Asia Mulai Ngebut