Jaksa yang Pimpin Kasus Hilangnya 43 Siswa Meksiko Ditangkap
Jakarta, CNBC Indonesia - Jaksa Federal Meksiko menangkap seorang mantan jaksa agung bernama Jesus Murillo Karam, yang memimpin penyelidikan kontroversial atas hilangnya 43 siswa pada tahun 2014. Kasus ini disebut sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terburuk di negara tersebut.
Mengutip AFP, Jesus Murillo Karam ditangkap karena menyembunyikan kebenaran fakta-fakta, mengubah tempat kejadian perkara, menutupi kaitan pemerintah dengan kelompok kejahatan berkaitan dengan kasus hilangnya 43 siswa tersebut.
Jesus Murillo Karam menjabat sebagai jaksa agung dari 2012 hingga 2015, di bawah Presiden saat itu Enrique Pena Nieto. Murillo Karam sendiri diketahui di bawah tekanan pemerintah untuk segera menyelesaikan kasus ini.
Menemui jalan buntu, Murillo mengumumkan pada tahun 2014 bahwa para siswa telah dibunuh dan tubuh mereka dibakar di tempat pembuangan sampah oleh anggota geng narkoba. Dia menyebut hipotesis itu "kebenaran historis".
Tetapi penyelidikan tersebut mencakup kasus-kasus penyiksaan, penangkapan yang tidak semestinya, dan kesalahan penanganan bukti yang sejak saat itu memungkinkan sebagian besar anggota geng yang terlibat langsung bebas.
Penculikan tersebut melibatkan polisi setempat yang korup, pasukan keamanan lainnya dan anggota geng narkoba atau kartel yang menculik para siswa di kota Iguala di negara bagian Guerrero. Motifnya pun masih belum jelas hingga saat ini.
Mayat mereka tidak pernah ditemukan, meskipun potongan tulang yang terbakar telah dicocokkan dengan tiga siswa. Beberapa menilai pemerintah terlibat dalam kasus ini.
Insiden itu terjadi di dekat pangkalan militer yang besar dan penyelidikan independen menemukan bahwa anggota militer mengetahui apa yang terjadi. Keluarga siswa telah lama menuntut agar tentara dimasukkan dalam penyelidikan.
Kantor jaksa agung saat ini, Alejandro Gertz Manero mengatakan, Murillo Karam telah didakwa dengan penyiksaan, pelanggaran resmi dan penghilangan paksa.
Pada tahun 2020, Gertz Manero mengatakan Murillo Karam telah terlibat dalam "mengatur trik media besar-besaran" dan memimpin "penutupan umum" dalam kasus tersebut.
(dce)