
Peningkatan Produksi Batu Bara Terganjal Kurangnya Alat

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menjelaskan bahwa pada umumnya jika terdapat peningkatan permintaan batu bara, maka hal tersebut juga bakal berpengaruh pada rencana produksi. Apalagi Indonesia diberkahi dengan sumber daya batu bara yang cukup besar.
Namun demikian, untuk menggenjot produksi batu bara di tahun ini tidaklah begitu mudah. Mengingat, peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan tambang saat ini dalam jumlah yang terbatas.
"Prinsipnya kalau demandnya ada perubahan pasti ada perubahan. Sementara kita punya sumber daya yang bagus. Namun untuk meningkatkan produksi sekarang tidak mudah karena peralatan untuk produksi kurang," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (19/8/2022).
Sementara, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif menilai sejumlah perusahaan tambang sudah berencana untuk merevisi RKAB. Namun demikian, ia tak mempunyai data secara detail siapa saja perusahaan tersebut. "Oh ya ada (mengajukan revisi RKAB). Gak tahu detailnya, tanya Minerba," ujarnya.
Adapun mengacu data MODI Kementerian ESDM, sampai pada 19 Agustus 2022, produksi batu bara Indonesia sudah mencapai 400,41 juta ton atau mencapai 60,39% dari target produksi batu bara tahun ini yang mencapai 663 juta ton.
Seperti diketahui, perusahaan pertambangan batu bara Indonesia saat ini sedang banjir pesanan batu bara dari negara-negara Eropa. Salah satunya adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO) atau Adaro yang sudah mengantongi pesanan batu bara tersebut.
Head of Corporate Communication ADRO, Febriati Nadira membenarkan hal itu, bahwa ada permintaan batu bara dari Eropa. "Ada permintaan, sedang didiskusikan secara technical dan commercial," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (5/7/2022).
Sayang, Febriati Nadira belum menjelaskan detil negara Eropa mana yang memesan batu bara dari Adaro. Ia juga belum mengetahui detil soal berapa kapasitas batu bara permintaan dari Eropa tersebut. "Ini belum ada detailnya (kapasitas batu bara) karena belum jual," tandas Nadira.
Sementara, Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan sudah berjalan kegiatan ekspor ke negara-negara Eropa seperti Polandia dan Jerman.
Kegiatan jual beli batu bara oleh negara-negara Eropa itu dilakukan secara Bussines to Bussines (B to B). "Kami mendengar sudah ada beberapa cargo ke beberapa negara Eropa. Yang saya dengar ya sudah ada ke Jerman ke Polandia," terang Hendra kepada CNBC Indonesia, Senin (4/7/2022).
Karena bersifat B to B, Hendra tidak mengetahui berapa detil pengiriman kargo batu bara ke negera-negara tersebut. Ia menggambarkan bahwa satu kapal Panamax bisa memuat sebanyak 70 ribu ton batu bara dan Supramax bisa mencapai 40-50 ribu ton batu bara.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sampai Mei, Produksi Batu Bara RI Capai 167 Juta Ton