Negara Ini Makin Bergantung sama Batu Bara, RI Dapat Berkah?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
18 August 2022 17:35
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah India sedang mempelajari penghentian penggunaan batu bara sebagai sumber energi dengan lebih lambat dari yang direncanakan serta menambah pembangkit listrik baru.

Para pemangku kebijakan mempertimbangkan untuk mengurangi kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara kurang dari 5 gigawatt.

Alasannya adalah permintaan listrik yang melonjak di saat ancaman dari risiko kekurangan energi global kian meningkat.

Jika kemudian pengurangan penutupan energi listrik dengan batu bara lebih rendah ditambah pembukaan energi baru, maka diperkirakan kapasitas bahan bakar fosil akan lebih tinggi selama bertahun-tahun ke depan.

India memiliki sekitar 204 gigawatt pembangkit listrik tenaga batu bara saat ini. Jumlah tersebut bahkan diperkirakan akan meningkat hingga 250 gigawatt.

Ini akan membuat India jauh dari pembersihan emisi karbon. Padahal India adalah penyumbang 7,5% emisi karbon dunia pada 2021 menurut BP Statistical Energy Review 2022.

"Setiap rupee yang diinvestasikan dalam infrastruktur batu bara baru membawa India menjauh dari tujuan nol bersihnya," kata Sunil Dahiya, seorang analis di Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih, yang mendukung adopsi bahan bakar yang lebih sedikit polusi dengan lebih cepat.

"Ini akan membebani sistem tenaga dengan kapasitas yang berlebihan dan menghambat investasi dalam proyek pembangkit listrik yang bersih."

Jaringan proyek batu bara 30 gigawatt yang sedang dalam tahap konstruksi lanjutan harus digunakan untuk menggantikan pembangkit tua dan tidak efisien, dan India harus memprioritaskan investasi dalam memperluas jaringannya dan pada proyek dekarbonisasi, kata Dahiya.

Berdasarkan proposal yang sedang dipertimbangkan, pembangkit listrik tenaga batu bara India, yang saat ini menyumbang 72% dari pembangkit listrik, akan terus menangani permintaan listrik. Bahkan ketika proyek tenaga surya dan angin semakin mampu memenuhi kebutuhan siang hari.

Dengan harga gas yang sangat tinggi, banyak proyek pembangkit listrik tenaga air baru terbukti terlalu rumit dan rencana peluncuran energi terbarukan pada tahap awal, pembuat kebijakan melihat perlunya memperluas ketergantungan pada armada batu bara negara tersebut.

Negara-negara lain secara global juga telah menanggapi permintaan yang tinggi dan kekurangan gas alam yang parah dengan membakar lebih banyak batu bara.

Untuk membangkitkan listrik tenaga batu bara, India juga memerlukan impor dari negara lain. India sendiri adalah negara importir terbesar kedua setelah China menurut BP Statistical Energy Review.

Salah satu negara pemasok batu bara India terbesar adalah Indonesia. Sehingga jika energi listrik tenaga batu bara meningkat dan kebutuhannya naik, Indonesia akan diuntungkan.

India adalah negara tujuan ekspor terbesar Indonesia hingga Mei 2022. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengekspor sebanyak 47,43 juta ton. Nilainya mencapai US$ 4,72 miliar atau Rp 70,03 triliun (kurs = Rp 14.828 per US$), meroket 176% dibandingkan periode yang sama 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular