Batu Bara dan Investor Asing Bikin NPi Surplus Lagi!

Maesaroh, CNBC Indonesia
19 August 2022 13:25
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Transaksi finansial menunjukkan perbaikan signifikan pada periode April-Juni. Bila pada kuartal I-2022, transaksi finansial mencatatkan defisit hingga US$ 2,13 miliar maka pada kuartal II-2022 angkanya mengecil menjadi US$ 1,09 miliar.

Pada investasi langsung, terjadi penurunan surplus yang signifikan dari US$ 4,37 miliar pada kuartal I-2022 menjadi US$ 3,06 pada kuartal II-2022.

Sementara investasi portofolio tercatat defisit sebesar US$ 424 juta pada kuartal II-2022, jauh lebih sedikit dibandingkan pada kuartal I-2022 yang tercatat defisit US$ 3,19 miliar.

Bank Indonesia menjelaskan menurunnya defisit pada investasi protofolio disebabkan oleh besarnya arus masuk (net inflow) pada sisi kewajiban dari investor asing. Pada kuartal II-2022 tercatat net inflow sebesar US$ 0,7 miliar sementara pada kuartal I-2022 tercatat arus keluar neto (net outflow) sebesar US$ 1,8 miliar.

Sementara itu, penduduk Indonesia tercatat melakukan pembelian surat berharga di luar negeri (net ouflow) sebesar US$ 1,2 miliar pada kuartal II-2022, lebih rendah dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang tercatat US$ 1,4 miliar.

Pada investasi portofolio, investor asing menjual obligasi pemerintah sebesar US$ 5,2 miliar pada kuartal II-2022, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat US$ 2,9 miliar.

Aksi jual asing tersebut membuat kepemilikan asing pada Surat Utang Negara (SUN) rupiah berkurang menjadi 19,1% per Juni 2022, dari 20,9% per Maret 2022.

Namun, investor asing justru giat membeli instrument portofolio swasta. Terdapat net inflow sebesar US$ 2,6 miliar dari investor asing selama April-Juni pada instrument surat utang naik dibandingkan US$ 0,3 miliar pada kuartal sebelumnya.

Dana asing juga masih mengalir ke pasar saham. Selama kuartal II-2022, investor asing tercatat melalukan net buy sebesar US$ 1,8 miliar. Jumlah tersebut memang lebih rendah dibandingkan pada kuartal I-2022 yang tercatat US$ 2,1 miliar.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan transaksi berjalan rentan menyusut pada semester II-2022 karena meningkatnya impor sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik.



"Harga komoditas juga kemungkinan akan melemah di tengah ancaman resesi global. Kondisi ini akan menekan ekspor. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat akan meningkatkan impor," tutur Faisal, kepada dalam MacroBrief.

Bank Mandiri memperkirakan transaksi berjalan akan mencatatkan surplus tipis 0,03% dari PDB pada tahun ini. Transaksi financial diperkirakan semakin melebar meskipun inflow masih akan terjadi.

"Risiko akan datang dari terganggunya rantai pasok global dan tekanan inflasi. Ini bisa membuat terjadinya pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di tingkat global sehingga emerging market rawan dengan capital outflow," tutur Faisal.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/cha)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular