Cermati! Nih Ramalan BI Soal Nasib Rupiah Tahun Ini

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
01 July 2022 12:14
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo Memberikan Keterangan Pers Mengenai Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Mei 2022. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo Memberikan Keterangan Pers Mengenai Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Mei 2022. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai tukar rupiah hingga akhir tahun secara rata-rata akan berkisar pada level 14.300 - 14.700 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Nilai tukar rupiah pada 2022 akan mendekati kisaran atas Rp 14.300 - Rp 14700/ US$," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat Banggar, Jumat (1/7/2022).

Perkiraan ini ditopang oleh defisit transaksi berjalan yang rendah dan cadangan devisa yang mencukupi serta langkah kebijakan stabilitasi nilai tukar rupiah, baik di pasar spot, SBN maupun DNDF.

Kinerja NPI pada 2022 akan tetap terjaga dengan defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dalam kisaran 0,5-1,3% dari PDB terutama ditopang oleh harga komoditas global yang tetap tinggi.

Rupiah selama semester I 2022 (hingga 30 Juni 2022) secara point-to-point mencatat depresiasi sekitar 4,33% (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021, relatif lebih rendah dari sejumlah negara lain, seperti Thailand (5,39%), Malaysia (5,52%), dan India (5,85%).

Depresiasi tersebut sejalan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di berbagai negara untuk merespons peningkatan tekanan inflasi dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Sementara itu, pasokan valas domestik tetap terjaga dan persepsi terhadap prospek perekonomian Indonesia tetap positif.

"Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati perkembangan pasokan valas dan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi," paparnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular