Internasional

Gila! Turki Pangkas Suku Bunga 100 Bps Kala Inflasi Meroket

luc, CNBC Indonesia
19 August 2022 06:00
Bendera Turki (Pexels)
Foto: Bendera Turki (Pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Turki mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga utamanya sebesar 100 basis poin menjadi 13% di tengah inflasi yang nyaris menembus 80%.

Bank sentral menyatakan hal itu diperlukan untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi. Adapun, pemangkasan suku bunga tersebut berbanding terbalik dengan tren yang sedang terjadi di sejumlah negara.

Kebijakan yang dimaksudkan untuk memberikan kredit murah dan mendorong ekspor itu pun langsung menekan mata uang lira yang turun sebanyak 1,2% menjadi 18,15 lira per dolar AS.

Hal tersebut tidak diprediksi sama sekali oleh para analis. Pasalnya. inflasi telah melonjak ke level tertinggi dalam 24 tahun sebesar 79,6% yoy pada Juli 2022.

Komite penetapan kebijakan bank sentral mengatakan perlu bertindak karena indikator utama menunjukkan hilangnya momentum ekonomi pada kuartal ketiga.

"Sangat penting bahwa kondisi keuangan tetap mendukung untuk menjaga momentum pertumbuhan dalam produksi industri dan tren positif dalam pekerjaan di masa meningkatnya ketidakpastian mengenai pertumbuhan global serta meningkatnya risiko geopolitik," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Jumat (19/8/2022).

Adapun, bank sentral telah mempertahankan suku bunga utamanya sebesar 14% selama tujuh bulan terakhir setelah memotongnya sebesar 500 basis poin menjelang akhir tahun lalu. Pelonggaran kebijakan itu memicu krisis mata uang pada bulan Desember yang menyebabkan inflasi melonjak.

Pemotongan suku bunga yang telah lama didesak oleh Erdogan itu juga telah menyebabkan suku bunga riil di teritori negatif dan telah mempercepat krisis biaya hidup untuk rumah tangga Turki.

Analis pun menyatakan kecewa atas keputusan tersebut.

JPMorgan mengatakan dalam sebuah catatan langkah itu oportunistik, didorong oleh peningkatan cadangan devisa baru-baru ini di samping lingkungan global yang lemah dan kenaikan tajam dalam suku bunga pinjaman lokal yang membebani kegiatan ekonomi.

"Pada akhirnya akan mengarah pada pembalikan kebijakan atau penurunan ekonomi," kata catatan itu.

Hal senada juga diungkapkan Goldman Sachs yang memperkirakan inflasi tahunan akan meningkat menjadi lebih dari 90% dan hanya berkurang mendekati 75% pada akhir tahun.

"Kami pikir campuran kebijakan makroekonomi di Turki menjadi lebih tidak berkelanjutan dengan penurunan suku bunga hari ini," tulis analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

"Kami menyadari risiko kenaikan yang substansial untuk perkiraan kami," tambah catatan itu.

Baik Goldman dan JPMorgan mengharapkan tidak ada lagi penurunan suku bunga dalam waktu dekat, dan JPMorgan melihat kenaikan suku bunga menjadi 25% pada kuartal pertama 2023 dan suku bunga riil berubah positif pada paruh kedua tahun depan.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking: Inflasi Turki Terbang Tinggi, Ukir Rekor 83,45%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular